Kemen PPPA Perkuat Dukungan Perempuan dan Anak Pasca Bencana Sumatra

Selasa, 02 Desember 2025 | 14:39:46 WIB
Kemen PPPA Perkuat Dukungan Perempuan dan Anak Pasca Bencana Sumatra

JAKARTA - Upaya perlindungan bagi perempuan dan anak kembali menjadi fokus pemerintah usai bencana banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatra. 

Di tengah proses evakuasi dan penyaluran logistik, perhatian terhadap kelompok rentan dinilai penting agar penanganan bencana tidak hanya berfokus pada kebutuhan umum, tetapi juga aspek psikologis dan kebutuhan spesifik yang sering kali terabaikan.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menjadi salah satu instansi yang terjun langsung melakukan pendataan lapangan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perempuan dan anak yang terdampak.

pendataan kebutuhan perempuan dan anak di wilayah bencana

Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi menjelaskan bahwa proses pendataan sedang dilakukan di seluruh wilayah terdampak. “Saat ini pun kami sedang melakukan pendataan untuk tindak lanjut apa yang bisa kami berikan, khususnya tentang kebutuhan spesifik perempuan dan anak,” katanya saat dijumpai di kawasan Jakarta Pusat, Selasa.

Arifatul mengungkapkan bahwa dirinya baru mengunjungi wilayah Sumatra Barat. Sementara itu, Sumatra Utara dan Aceh masih menunggu jadwal kunjungan, meskipun koordinasi dengan dinas terkait tetap berjalan. Pemerintah daerah, kata dia, sudah mengambil langkah sinergis untuk memenuhi kebutuhan dasar kelompok rentan ini.

Menurut Arifatul, keterlibatan masyarakat dan dinas P3A di daerah sangat terasa. Mereka turut membantu menyediakan layanan psikologis dan kebutuhan personal yang dibutuhkan para perempuan dan anak di pengungsian.

dukungan psikososial bagi penyintas perempuan dan anak

Dalam kunjungan tersebut, Arifatul melihat langsung berbagai bentuk dukungan yang diberikan oleh petugas. “Dari seluruh dinas dan juga peran serta masyarakat ini terlihat sekali. Ketika saya datang ke sana, ada seorang bapak-bapak dari Dinas P3A kami yang sedang memberikan trauma healing untuk para perempuan-perempuannya, termasuk menyediakan kebutuhan spesifik perempuan dan anak-anak,” jelasnya.

Kegiatan trauma healing dianggap penting untuk menjaga kesehatan mental para penyintas, terutama anak-anak yang lebih mudah mengalami tekanan psikologis akibat bencana. Selain itu, penyediaan kebutuhan spesifik seperti popok, pembalut, pakaian bersih, serta makanan bayi menjadi prioritas agar mereka tetap mendapatkan perlindungan yang layak.

Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan mampu mempercepat pemulihan kondisi para penyintas, mengingat dampak bencana tidak hanya berupa kerusakan fisik, tetapi juga trauma jangka panjang.

pengiriman bantuan logistik lewat jalur laut

Di sisi lain, dukungan logistik juga terus bergerak menuju wilayah-wilayah terdampak. Jajaran TNI AL memastikan bahwa bantuan dari Presiden Prabowo Subianto telah tiba di Aceh dengan selamat. Bantuan tersebut diangkut menggunakan KRI Sutedi Senoputra-378 yang membawa 50 ton logistik penting.

Kapal tersebut berlabuh di Aceh pada Selasa dini hari, memastikan kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana segera terpenuhi. Kehadiran logistik ini diharapkan dapat mengurangi beban warga yang masih berada di lokasi pengungsian maupun daerah yang sulit diakses melalui jalur darat.

Panglima Komando Armada (Koarmada) RI Laksamana TNI Denih Hendrata menjelaskan bahwa pengiriman logistik melalui KRI dilakukan untuk memastikan proses bantuan dapat berjalan lebih cepat dan aman. Jalur laut menjadi pilihan penting mengingat beberapa akses darat masih terputus akibat banjir dan longsor.

komitmen tni al mempercepat distribusi bantuan

Setelah logistik tiba di pelabuhan, TNI AL melanjutkan proses distribusi ke titik-titik lokasi dengan menggunakan perahu nelayan. Langkah ini dilakukan karena banyak wilayah terdampak yang hanya bisa dijangkau melalui jalur air.

Denih menegaskan bahwa pihaknya akan terus menyiagakan seluruh KRI untuk membantu distribusi kebutuhan dasar masyarakat. Komitmen ini menjadi bagian dari upaya percepatan pemulihan di wilayah yang masih terisolasi.

Dengan dukungan semua pihak—pemerintah pusat, daerah, dinas PPPA, hingga TNI AL—pemulihan dan perlindungan bagi kelompok rentan diharapkan berjalan lebih cepat dan menyeluruh. 

Perhatian terhadap perempuan dan anak menjadi penanda bahwa penanganan bencana tidak boleh hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada aspek kemanusiaan yang lebih luas.

Terkini

Cititrans Siapkan Armada Lengkap Hadapi Libur Nataru 2025

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:18 WIB

Obligasi TOBA Rp 425 Miliar Siap Jatuh Tempo Maret 2026

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:16 WIB

Phapros Kuartal III-2025 Catat Kinerja Positif dan Strategi

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:15 WIB

Posisi Tempat Tidur Kamar Tidur yang Perlu Dihindari

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:13 WIB

GOTO Klarifikasi Isu Merger dengan Grab dan Danantara

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:11 WIB