Pemulihan Layanan Seluler di Sumatra Pulih Bertahap Usai Bencana

Selasa, 02 Desember 2025 | 14:39:47 WIB
Pemulihan Layanan Seluler di Sumatra Pulih Bertahap Usai Bencana

JAKARTA - Pemulihan layanan komunikasi di sejumlah wilayah Sumatra memasuki fase yang lebih intensif setelah banjir dan longsor memutus akses telekomunikasi di ribuan titik. 

Dalam beberapa hari terakhir, perkembangan di lapangan menunjukkan adanya percepatan, terutama di Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Sementara Aceh masih menghadapi tantangan terbesar akibat terputusnya pasokan listrik yang membuat sebagian besar menara tidak dapat beroperasi.

Di tengah situasi ini, pemerintah menegaskan bahwa konektivitas menjadi salah satu elemen terpenting dalam penanganan bencana. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid memastikan koordinasi berjalan terus-menerus dengan seluruh operator demi memulihkan layanan bagi warga di tiga provinsi.

perkembangan pemulihan jaringan di tiga provinsi

Meutya mengungkapkan bahwa pemulihan di dua provinsi telah menunjukkan hasil menggembirakan. “Para operator seluler melaporkan, di Sumbar sudah 95 persen pulih dan Sumut 90 persen. 

Untuk Aceh, kendala listrik masih menyebabkan sekitar 60 persen menara tidak beroperasi. Pemerintah bersama operator dan PLN terus bekerja agar layanan segera normal kembali,” ujarnya usai memimpin rapat koordinasi di Medan, Senin.

Data per Senin pukul 00.00 WIB mencatat terdapat 2.804 menara yang mengalami gangguan. Dari jumlah tersebut, 1.969 berada di Aceh, 681 di Sumatra Utara, dan 154 di Sumatra Barat. Kondisi ini menggambarkan skala kerusakan yang harus ditangani secara bertahap oleh tim teknis di lapangan.

Pemerintah menargetkan pemulihan di Aceh meningkat signifikan dalam empat hari ke depan. Harapan ini muncul seiring langkah PLN mempercepat pemulihan listrik yang menjadi kunci utama berfungsinya kembali infrastruktur telekomunikasi.

kendala listrik dan upaya percepatan di lapangan

Hingga kini, Aceh menjadi wilayah yang menghadapi gangguan terberat. Akses menuju sejumlah titik kerusakan masih terputus, ditambah padamnya listrik yang membuat menara BTS tidak dapat menyala. 

Untuk mengatasi hambatan ini, pemerintah mengambil langkah kolaboratif bersama TNI untuk mempercepat distribusi material ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Selain itu, operator juga mengerahkan genset tambahan sebagai solusi sementara. Langkah ini dikombinasikan dengan pemantauan berkala demi memastikan perangkat yang telah aktif bisa tetap bekerja di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.

Meutya juga mengapresiasi para operator seluler yang memberikan kebijakan khusus bagi pelanggan di wilayah terdampak, termasuk diskon tarif dan perpanjangan masa aktif kartu. Kebijakan ini dianggap membantu warga tetap terhubung dalam situasi darurat.

dukungan operator dan pemerintah dalam pemulihan layanan

Upaya perbaikan terus dilakukan berbagai pihak. Telkomsel dan XLSMART menjadi dua operator yang memperlihatkan progres signifikan dalam pemulihan jaringan di Aceh dan Sumatra. 

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) melaporkan bahwa 79% layanannya telah pulih, sedangkan XLSMART menambah pasokan genset untuk memastikan BTS tetap beroperasi meskipun listrik belum sepenuhnya pulih.

Keduanya bergerak cepat untuk menjaga layanan tetap dapat diakses, terutama di area pengungsian dan titik tanggap darurat. Dengan demikian, masyarakat yang membutuhkan komunikasi dasar—seperti menghubungi keluarga atau meminta pertolongan—masih memiliki akses yang memadai.

Hingga 1 Desember 2025, Telkomsel mencatat 76,5% site seluler dan 79,7% jaringan IndiHome sudah kembali berfungsi. Fokus pemulihan diarahkan pada wilayah yang terdampak paling parah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Perusahaan juga terus menambah tim teknis di lapangan untuk mempercepat waktu pemulihan.

koordinasi pusat-daerah untuk percepatan pemulihan

Pemulihan jaringan seluler ini tidak hanya menjadi tugas operator. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta berbagai lembaga terkait terus melakukan koordinasi. 

Dalam rapat koordinasi yang digelar di Balai Monitoring Frekuensi Kota Medan, hadir sejumlah pimpinan perusahaan telekomunikasi, lembaga penyiaran, serta instansi pemerintah.

Rapat tersebut dihadiri Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Direktur Utama PT Telkomsel, Direktur & Chief Regulatory Officer XL Axiata, CRO Indosat Ooredoo, Perwakilan Starlink Indonesia, PT Pos Indonesia, RRI, TVRI, ANTARA, serta perwakilan daerah terdampak. 

Turut mendampingi Menkomdigi, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama BAKTI Fadhilah Mathar.

Dalam kesempatan itu, Meutya kembali mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan memanfaatkan kanal resmi untuk informasi bencana melalui tautan https://s.id/TanggapBencanaSumatra. Penyampaian informasi yang akurat dianggap penting untuk menghindari kepanikan masyarakat.

Sebagai langkah akhir, pemerintah akan terus memantau pemulihan jaringan hingga seluruh layanan kembali normal. Pemulihan telekomunikasi dipandang sebagai kebutuhan dasar dalam penanganan bencana, baik untuk komunikasi warga maupun koordinasi antarinstansi.

Terkini

Cititrans Siapkan Armada Lengkap Hadapi Libur Nataru 2025

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:18 WIB

Obligasi TOBA Rp 425 Miliar Siap Jatuh Tempo Maret 2026

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:16 WIB

Phapros Kuartal III-2025 Catat Kinerja Positif dan Strategi

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:15 WIB

Posisi Tempat Tidur Kamar Tidur yang Perlu Dihindari

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:13 WIB

GOTO Klarifikasi Isu Merger dengan Grab dan Danantara

Selasa, 02 Desember 2025 | 15:52:11 WIB