JAKARTA - Tiga entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi), yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), terus memperkuat peran strategisnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan. Melalui kolaborasi yang sinergis, ketiganya berkomitmen menciptakan akses keuangan yang inklusif serta memberdayakan pelaku usaha ultra mikro di berbagai penjuru Tanah Air.
Holding ini menjadi bagian penting dalam upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang berada di sektor informal dan belum terlayani oleh sistem keuangan formal secara optimal.
Peningkatan Akses Keuangan untuk Jutaan Pelaku Usaha
Dalam kurun waktu hingga Maret 2025, Holding Ultra Mikro telah berhasil menjangkau lebih dari 35 juta nasabah pembiayaan, dengan nilai total kredit yang disalurkan mencapai lebih dari Rp631 triliun. Selain itu, sebanyak 182 juta nasabah tercatat menggunakan layanan simpanan yang tersedia dalam ekosistem ini.
Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam upaya ekspansi layanan keuangan, baik dari sisi jumlah penerima manfaat maupun nilai ekonomi yang dihasilkan. Hal ini sekaligus menegaskan peran Holding UMi dalam memperluas cakupan layanan keuangan formal bagi kelompok masyarakat yang selama ini sulit dijangkau.
Mendorong Perekonomian Inklusif Melalui Ekosistem Ultra Mikro
Holding ini dirancang untuk menjembatani keterbatasan akses masyarakat terhadap permodalan dan pembinaan usaha. Dengan mengintegrasikan kekuatan operasional dan jaringan dari ketiga lembaga, ekosistem yang dibangun mampu menjawab tantangan dalam memperluas inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
Kehadiran Holding Ultra Mikro selaras dengan tujuan strategis nasional, terutama yang terkait dengan peningkatan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Peran aktif dalam menggerakkan sektor usaha mikro dan ultra mikro menjadi kunci dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan merata.
Digitalisasi Layanan Melalui Platform SenyuM Mobile
Sebagai bagian dari transformasi digital, Holding Ultra Mikro mengembangkan platform berbasis teknologi yang bernama SenyuM Mobile. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan keuangan secara daring, terutama di wilayah yang belum memiliki infrastruktur keuangan memadai.
Sejak diluncurkan pada tahun 2021, SenyuM Mobile telah berkontribusi dalam memperluas jangkauan layanan dengan mereferensikan lebih dari 4,46 juta nasabah. Keberhasilan ini membuktikan bahwa digitalisasi menjadi salah satu solusi efektif untuk menjangkau kelompok masyarakat ultra mikro secara cepat dan efisien.
Pelayanan Terpadu Melalui Sentra Layanan Ultra Mikro
Holding UMi juga mengembangkan layanan berbasis lokasi fisik yang dikenal sebagai Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum). Lebih dari 1.000 titik layanan ini tersebar di berbagai wilayah, menyediakan akses langsung kepada masyarakat untuk memperoleh layanan pembiayaan, simpanan, serta pendampingan usaha dalam satu tempat.
Melalui konsep integrasi layanan ini, masyarakat tidak perlu lagi mengakses masing-masing lembaga secara terpisah. Kehadiran Senyum mempercepat proses administrasi, memudahkan edukasi keuangan, serta menciptakan efisiensi operasional di lapangan.
Tenaga Pemasar Lapangan Dukung Pemerataan Akses
Selain layanan digital dan fisik, Holding ini didukung oleh lebih dari 75 ribu tenaga pemasar yang aktif menjangkau masyarakat secara langsung. Pendekatan ini sangat efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, melakukan pendampingan usaha, serta mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan formal.
Tenaga pemasar ini berperan penting dalam membangun kedekatan dengan komunitas, memberikan edukasi keuangan dasar, serta memastikan bahwa layanan yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan lokal.
Pemberdayaan Pelaku Usaha Melalui Pelatihan dan Pendampingan
Program-program pemberdayaan dalam ekosistem Holding Ultra Mikro dirancang untuk membantu pelaku usaha tidak hanya mendapatkan modal, tetapi juga kemampuan manajerial dan kewirausahaan yang baik. Pelatihan keuangan, pengelolaan bisnis, hingga strategi pemasaran digital diberikan kepada nasabah agar usaha mereka dapat bertahan dan berkembang.
Langkah ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan di mana pelaku usaha ultra mikro diharapkan tidak hanya bergantung pada bantuan finansial, melainkan dapat meningkatkan kapasitas usaha secara mandiri.
Integrasi ESG dalam Setiap Program Usaha
Holding Ultra Mikro mengusung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam menjalankan seluruh aktivitas bisnis dan sosialnya. Pendekatan ini memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang didorong juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan dampak sosial jangka panjang.
Program-program yang dijalankan tidak semata-mata bersifat ekonomi, tetapi juga menyasar pemberdayaan komunitas, kesetaraan gender, dan pelestarian lingkungan melalui berbagai inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan.
Fokus pada Pemberdayaan Perempuan
Salah satu sasaran prioritas dari program pemberdayaan Holding UMi adalah perempuan pelaku usaha, terutama mereka yang berasal dari keluarga prasejahtera. Melalui pembiayaan mikro dan pelatihan usaha, perempuan didorong untuk menjadi pelaku ekonomi mandiri.
Program seperti Mekaar yang dijalankan oleh PNM telah menjangkau jutaan perempuan, membantu mereka mengembangkan usaha rumahan yang produktif dan berkelanjutan. Keberhasilan ini menciptakan dampak ekonomi sekaligus sosial di lingkungan sekitar.
Visi Ke Depan: Menuju Inklusi Keuangan 90 Persen
Holding Ultra Mikro menargetkan untuk terus memperluas jangkauan layanan hingga menjangkau 90 persen populasi dewasa dalam sistem keuangan formal pada tahun 2025. Dengan dukungan teknologi, integrasi layanan, dan jaringan SDM yang kuat, target tersebut diharapkan dapat terealisasi secara bertahap.
Melalui berbagai inisiatif strategis dan program pemberdayaan yang terukur, Holding ini diproyeksikan akan terus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus mendukung misi besar pemerintah dalam membangun ekonomi dari lapisan masyarakat terbawah.