JAKARTA - Dalam sebuah insiden yang memicu kepanikan warga di Probolinggo, seorang pria berambut pirang nyaris kehilangan nyawanya setelah berbaring di tengah rel kereta api. Kejadian ini berlangsung di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, tepat pada Kamis dini hari 27 FEBRUARI 2025. Keberanian dan kesigapan warga setempat, bersama dengan petugas kepolisian, akhirnya berhasil menyelamatkan pria tersebut sebelum kereta api melintas.
Rekaman video yang cepat menyebar di media sosial memperlihatkan sosok pria itu tergeletak di tengah rel, sementara sirine perlintasan yang tiba-tiba berbunyi menambah ketegangan di lokasi kejadian. Sirine tersebut menandakan bahwa kereta api akan segera melewati jalur tersebut, meningkatkan ancaman terhadap keselamatan sang pria.
Banyak warga sekitar yang keluar rumah begitu mendengar bunyi sirine, dan ini menjadi momen kritis ketika keselamatan seorang nyawa dipertaruhkan. Di antara para penyelamat, seorang anggota Satuan Lalu Lintas Polres Probolinggo Kota, Bripda Darto, memainkan peran penting dalam upaya penyelamatan ini. "Kami berlarian secepat mungkin ke tempat kejadian dan berusaha menarik pria itu dari rel. Kami berpacu dengan waktu, karena kereta akan segera lewat," ungkap Bripda Darto saat berbicara dengan awak media.
Antara panik dan harapan, aksi penyelamatan yang dilakukan oleh Bripda Darto bersama warga akhirnya berhasil. Pria tersebut ditarik ke tempat aman, hanya beberapa menit sebelum kereta api melintas dengan kecepatan tinggi. Insiden ini tak hanya mencuri perhatian warga sekitar tetapi juga menjadi pembicaraan hangat di media sosial, mengingat kejadian serupa pernah terjadi di lokasi yang sama beberapa hari sebelumnya, yakni pada Minggu pagi (23/2/2025).
Tindakan nekat pria tersebut mengundang banyak pertanyaan. Motif di balik aksinya masih belum jelas, meski beberapa spekulasi bermunculan. Beberapa pihak menduga bahwa pria itu mungkin saja berada dalam kondisi tidak stabil secara mental, atau sedang berusaha mencari perhatian. Terlepas dari itu semua, kejadian ini menyoroti pentingnya kesehatan mental dan perlunya penanganan yang tepat bagi individu yang menunjukkan tanda-tanda tindakan bunuh diri atau perilaku membahayakan diri lainnya.
Beberapa warga yang menyaksikan kejadian tersebut mengungkapkan keprihatinan mereka. "Tidak terpikirkan oleh kami akan ada seseorang yang berani-beraninya berbaring di rel, apalagi saat kereta akan melintas. Ini sangat berbahaya dan mengerikan," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. "Kami hanya bisa berdoa agar dia mendapatkan bantuan yang dibutuhkannya setelah insiden ini."
Kejadian ini pun mendapat perhatian khusus dari pihak kepolisian setempat. Di bawah pimpinan Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Fermana yang memberi arahan kepada anggotanya untuk lebih meningkatkan patroli di area perlintasan kereta api, terutama di daerah dengan kepadatan warga yang tinggi. "Kami akan meningkatkan pengawasan dan melakukan sosialisasi kepada warga mengenai bahaya bermain-main di rel kereta api. Keselamatan harus menjadi prioritas utama," tegas AKBP Fermana.
Selain memberikan peringatan keras kepada publik, insiden ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya sistem keamanan yang lebih baik di area perlintasan kereta api. Penambahan pagar pembatas dan penerangan yang memadai bisa menjadi solusi untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Tak hanya itu, insiden dramatis ini juga mendorong pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan badan terkait guna memfasilitasi akses terhadap layanan kesehatan mental. Penyediaan layanan psikologis yang mudah dijangkau dan tanpa stigma diharapkan dapat membantu individu-individu yang sedang berjuang melawan depresi atau gangguan mental lainnya.
Di sisi lain, masyarakat diharapkan semakin meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sikap responsif dan gotong royong yang ditunjukkan warga Probolinggo saat insiden ini patut diapresiasi, namun ke depan, diharapkan lebih banyak program-program pencegahan yang bisa diimplementasikan untuk melindungi masyarakat dari situasi berisiko tinggi serupa.
Sebagai penutup, meskipun insiden ini berakhir dengan selamat, kasus pria berambut pirang yang nekat berbaring di tengah rel kereta api di Probolinggo menjadi penanda adanya isu yang perlu segera diatasi secara kolektif. Kombinasi antara kesadaran masyarakat, peningkatan infrastruktur keselamatan, dan penyediaan layanan kesehatan mental yang komprehensif adalah kunci untuk mencegah tragedi di masa mendatang. Warga Probolinggo dan otoritas terkait kini dihadapkan pada tantangan menegakkan keamanan dan kesejahteraan di area perlintasan kereta api tersebut, dengan harapan tidak ada lagi nyawa yang nyaris hilang di masa mendatang.