JAKARTA - Aktivitas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, kini telah kembali normal setelah sempat mengalami gangguan listrik pada Jumat, 10 Oktober 2025 malam. Insiden pemadaman yang terjadi selama sekitar satu jam itu sempat mengganggu sejumlah layanan operasional dan berdampak pada puluhan jadwal penerbangan.
Manajemen bandara memastikan seluruh sistem dan fasilitas kini berfungsi kembali dengan normal. Pihak pengelola juga tengah menelusuri secara detail penyebab padamnya listrik yang berlangsung dari pukul 18.13 WITA hingga 19.18 WITA tersebut.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang dan maskapai yang terdampak atas ketidaknyamanan yang terjadi selama gangguan berlangsung.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat gangguan listrik yang menyebabkan 74 penerbangan terdampak. Saat ini sistem telah kembali normal dan operasional berjalan seperti biasa,” ujar Ahmad Syaugi.
Menurutnya, pihak bandara langsung mengaktifkan tim teknis untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh begitu listrik terpantau padam. Dalam waktu kurang dari satu jam, sistem kelistrikan berhasil dipulihkan, dan layanan penting seperti sistem check-in, keamanan, serta penerangan di terminal kembali beroperasi penuh.
Gangguan Listrik Berdampak pada 74 Penerbangan
Selama gangguan berlangsung, tercatat sebanyak 74 penerbangan mengalami dampak, baik berupa keterlambatan keberangkatan maupun penundaan proses boarding. Meski begitu, Ahmad menegaskan tidak ada pembatalan penerbangan akibat insiden tersebut.
“Seluruh penerbangan tetap terlaksana, meskipun dengan penyesuaian jadwal keberangkatan dan kedatangan,” jelasnya.
Pihak Angkasa Pura I (AP I) selaku pengelola bandara langsung berkoordinasi dengan maskapai penerbangan untuk mengatur ulang jadwal operasional agar tidak terjadi penumpukan penumpang di area terminal.
Selain itu, sistem cadangan listrik melalui genset utama bandara juga segera diaktifkan begitu terjadi pemadaman. Meski genset berhasil menjaga sebagian operasional vital tetap berjalan, sejumlah area publik sempat mengalami penurunan intensitas penerangan.
“Begitu sistem utama mati, genset langsung aktif untuk menopang operasi penting seperti runway lighting, sistem keamanan, dan komunikasi. Namun, kami tetap melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang,” tambah Ahmad.
Investigasi Internal dan Evaluasi Sistem Daya
Pasca-insiden, pihak Bandara Ngurah Rai bersama tim teknis dari PLN dan Kementerian Perhubungan melakukan investigasi untuk memastikan penyebab pasti gangguan tersebut. Dugaan awal menyebutkan adanya gangguan teknis pada sistem distribusi listrik internal bandara, namun hal itu masih dalam tahap verifikasi.
“Tim kami sedang melakukan investigasi bersama PLN. Kami ingin mengetahui secara akurat apakah gangguan berasal dari suplai eksternal atau sistem internal bandara,” jelas Ahmad Syaugi.
Ia menegaskan, proses evaluasi juga akan mencakup uji keandalan sistem cadangan listrik (backup power) dan peningkatan kapasitas genset, agar bandara dapat tetap beroperasi optimal meski terjadi gangguan serupa di masa mendatang.
Menurut data dari AP I, Bandara Ngurah Rai mengelola lebih dari 50.000 penumpang per hari, dengan rata-rata 400 penerbangan yang beroperasi. Gangguan listrik sekecil apa pun dapat berdampak besar terhadap jadwal penerbangan dan kenyamanan pengguna jasa.
“Dalam dunia penerbangan, waktu adalah hal yang sangat krusial. Karena itu, kami ingin memastikan kejadian seperti ini tidak lagi menghambat aktivitas bandara,” ungkapnya.
Upaya Pemulihan dan Layanan Penumpang
Setelah sistem listrik kembali normal pada pukul 19.18 WITA, pihak bandara segera melakukan pemulihan layanan dan memberikan bantuan kepada penumpang yang terdampak. Petugas di lapangan membantu memastikan proses boarding ulang berjalan tertib, sekaligus memberikan informasi terkait perubahan jadwal.
Pihak maskapai juga diberi fleksibilitas untuk melakukan penyesuaian operasional agar tidak menimbulkan keterlambatan berantai. Area check-in, imigrasi, dan baggage claim diprioritaskan untuk segera difungsikan secara penuh begitu suplai listrik stabil kembali.
“Kami berterima kasih atas kerja sama seluruh pihak, termasuk maskapai, petugas lapangan, dan instansi terkait yang sigap dalam menangani situasi ini,” ujar Ahmad.
Ia juga memastikan, seluruh sistem vital seperti runway lighting dan air traffic control (ATC) tetap berfungsi normal berkat dukungan daya dari sumber cadangan. Karena itu, keselamatan penerbangan tidak pernah berada dalam posisi terancam selama gangguan terjadi.
Bandara Ngurah Rai Siapkan Langkah Pencegahan
Sebagai langkah antisipatif, pihak pengelola berencana memperkuat sistem kelistrikan dengan melakukan modernisasi jaringan listrik internal dan pemasangan sistem monitoring otomatis. Sistem baru ini akan memantau distribusi daya secara real time dan memberikan peringatan dini bila ada potensi gangguan.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Bandara Ngurah Rai dalam meningkatkan standar pelayanan, terutama di tengah meningkatnya lalu lintas penerbangan internasional pasca-pandemi.
Selain itu, manajemen juga akan melakukan pelatihan rutin bagi staf teknis agar lebih siap menangani kondisi darurat terkait sistem kelistrikan maupun infrastruktur pendukung lainnya.
“Kami akan meningkatkan kapasitas tim teknis dan memastikan infrastruktur kami memenuhi standar internasional untuk mendukung operasional yang andal,” tegas Ahmad.
Meski sempat mengalami gangguan, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kini beroperasi seperti semula. Peristiwa ini menjadi evaluasi penting bagi pengelola untuk memperkuat sistem pendukung vital, demi menjaga kepercayaan pengguna jasa bandara yang terus meningkat seiring pulihnya sektor pariwisata Bali.
Dengan langkah cepat penanganan dan komitmen untuk memperbaiki sistem keandalan listrik, manajemen optimistis kejadian serupa tidak akan mengganggu operasional bandara di masa mendatang.