JAKARTA - Harga emas batangan Antam di Pegadaian pada Selasa, 21 Oktober 2025, mengalami penurunan meskipun masih bertahan di level yang tergolong tinggi. Berdasarkan data resmi dari laman Pegadaian, harga logam mulia tersebut turun Rp14.000 per gram dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya.
Pergerakan harga ini mencerminkan dinamika pasar emas global yang sedang berada di fase koreksi setelah reli panjang selama sembilan pekan berturut-turut. Walaupun demikian, minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai masih kuat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar.
Harga Emas Antam Terkoreksi di Semua Ukuran
Pegadaian mencatat harga emas Antam satuan 1 gram kini dipatok di angka Rp2.657.000, turun Rp14.000 dari harga perdagangan. Penurunan juga terjadi di hampir seluruh denominasi logam mulia.
Untuk emas 0,5 gram, Pegadaian menjualnya seharga Rp1.384.000, atau lebih murah Rp7.000 dari hari sebelumnya. Sementara itu, emas Antam dengan pecahan 5 gram dibanderol Rp13.035.000, dan pecahan 10 gram dijual seharga Rp26.010.000.
Pegadaian juga menyediakan emas Antam dalam ukuran besar bagi investor institusional maupun individu dengan kapasitas modal besar. Untuk pecahan 100 gram, harga jual tercatat Rp259.284.000, sedangkan ukuran 500 gram mencapai Rp1.295.602.000. Adapun emas ukuran 1.000 gram dibanderol di harga Rp2.591.160.000.
Harga Emas Dunia Masih di Tren Positif
Meski terjadi penurunan harga di dalam negeri, posisi emas global masih menunjukkan tren penguatan dalam jangka menengah. Melansir data Bloomberg, harga emas di pasar spot pada akhir pekan lalu ditutup di US$4.264,40 per troy ounce. Angka ini sedikit terkoreksi dibandingkan rekor tertinggi sepanjang masa di US$4.379 per troy ounce.
Sepanjang pekan lalu, harga emas dunia sempat menguat hampir 6 persen, menjadikannya salah satu reli terpanjang dalam lima dekade terakhir. Fenomena ini terakhir kali terjadi pada medio Juni hingga awal Agustus 2020, ketika pandemi global mendorong lonjakan permintaan terhadap aset safe haven.
Dengan reli yang berlangsung selama sembilan pekan berturut-turut, emas tetap menjadi instrumen investasi yang diminati investor global. Fluktuasi jangka pendek, seperti koreksi harga di Pegadaian, dinilai sebagai hal wajar setelah kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Investor Beralih ke Aset Aman di Tengah Ketidakpastian
Kenaikan harga emas dalam jangka panjang tidak lepas dari meningkatnya permintaan terhadap aset lindung nilai (safe haven). Kondisi ekonomi global yang diliputi ketidakpastian akibat fluktuasi di pasar saham, pergerakan nilai tukar, dan situasi geopolitik membuat investor mencari instrumen yang lebih stabil.
Menurut analis komoditas, emas menjadi pilihan utama karena sifatnya yang tahan terhadap inflasi dan volatilitas ekonomi. Saat indeks saham global menunjukkan gejala koreksi dan imbal hasil obligasi menurun, investor biasanya beralih ke emas sebagai aset pelindung nilai.
Di Indonesia sendiri, fenomena ini tercermin dari meningkatnya minat masyarakat membeli emas batangan, baik melalui lembaga seperti Pegadaian maupun platform digital yang menawarkan layanan investasi emas secara online.
Pegadaian Jadi Pilihan Utama Investor Domestik
Sebagai salah satu lembaga keuangan dengan portofolio produk logam mulia terlengkap, Pegadaian tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dalam bentuk emas fisik. Harga yang transparan, variasi ukuran yang beragam, serta kemudahan transaksi menjadi daya tarik tersendiri.
Selain menjual emas Antam, Pegadaian juga menawarkan produk tabungan emas, yang memungkinkan masyarakat menabung dalam bentuk gram emas dengan nominal kecil. Skema ini memudahkan investor pemula untuk mulai berinvestasi tanpa harus membeli satuan penuh.
Pegadaian secara rutin memperbarui harga emas di situs resminya setiap hari, mengikuti pergerakan pasar internasional dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, masyarakat dapat memantau harga terkini dan menentukan waktu terbaik untuk membeli atau menjual emas.
Koreksi Harga Dinilai Sementara
Meskipun harga emas Antam hari ini turun, sejumlah analis meyakini penurunan tersebut bersifat sementara. Tekanan harga emas dipengaruhi oleh aksi ambil untung (profit taking) setelah kenaikan tajam sebelumnya.
Namun, dengan masih tingginya permintaan global serta ketidakpastian ekonomi yang belum reda, harga emas diperkirakan akan kembali menguat dalam jangka menengah hingga panjang.
Beberapa faktor pendukung penguatan harga emas antara lain kebijakan moneter bank sentral global, inflasi yang masih di atas target, serta melemahnya kinerja sejumlah mata uang utama dunia.
Emas Tetap Menjadi Aset Lindung Nilai Favorit
Bagi investor jangka panjang, emas tetap menjadi instrumen yang ideal untuk diversifikasi portofolio. Meskipun nilainya dapat berfluktuasi dari hari ke hari, secara historis emas mampu mempertahankan nilainya bahkan di tengah krisis ekonomi global.
Pola yang sama terlihat dalam beberapa tahun terakhir, ketika ketidakpastian geopolitik, perubahan suku bunga, dan fluktuasi mata uang dunia mendorong investor untuk menambah porsi emas dalam portofolio mereka.
Dengan posisi harga yang masih tinggi dan potensi kenaikan lanjutan, emas Antam di Pegadaian tetap menjadi salah satu aset paling menarik untuk dimiliki.
Penurunan harga emas Antam di Pegadaian pada Selasa, 21 Oktober 2025, sebesar Rp14.000 per gram menjadi bagian dari dinamika wajar pasar komoditas global. Meski demikian, tren jangka panjang menunjukkan potensi penguatan yang masih kuat.
Didukung permintaan tinggi terhadap aset lindung nilai dan stabilitas ekonomi domestik, emas diperkirakan tetap menjadi pilihan investasi utama masyarakat Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.