Bea Cukai

Bea Cukai Kerahkan Kapal Patroli Atasi Banjir Aceh

Bea Cukai Kerahkan Kapal Patroli Atasi Banjir Aceh
Bea Cukai Kerahkan Kapal Patroli Atasi Banjir Aceh

JAKARTA - Banjir dan tanah longsor di Aceh membuat akses darat utama dari Medan menuju Langsa lumpuh total sejak Rabu. 

Kondisi ini memaksa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mencari jalur alternatif untuk menyalurkan bantuan logistik bagi korban.

Prioritas utama Bea Cukai saat ini adalah memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi. Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto, menegaskan keselamatan dan terpenuhinya logistik menjadi fokus utama. 

"Di situasi seperti ini, yang terpenting adalah keselamatan dan terpenuhinya kebutuhan dasar warga. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar setiap dukungan logistik dapat benar-benar membantu," ujarnya, Senin.

Kapal Patroli Jadi Jalur Utama Suplai

Untuk menembus blokade darat, Bea Cukai memberangkatkan Kapal Patroli BC60001 dari Tanjung Balai Karimun pada Sabtu. Kapal ini menempuh perjalanan laut sekitar 30 jam dan membawa muatan penting seperti kebutuhan pokok, air minum, LPG, dan perlengkapan darurat.

Sinergi logistik juga dilakukan melalui operasi Ship-to-Ship (STS) antara Kapal Patroli BC30001 dengan KRI Sutedi Senoputro 378 milik TNI Angkatan Laut, Minggu. Operasi dua jam ini memindahkan 2.000 dus mi instan dan 1.000 papan telur ayam untuk disalurkan ke Pemerintah Kota Langsa.

Selain mengangkut logistik, Kapal Patroli BC30001 berfungsi sebagai pusat komunikasi darurat dan shelter sementara. Kapal ini menyediakan bandwidth internet bagi warga dan petugas yang terputus jaringan akibat bencana, sehingga koordinasi bantuan tetap berjalan.

Tim Darat Tembus Longsor

Tak hanya melalui jalur laut, tim darat Bea Cukai Aceh juga bergerak menembus jalur yang tertutup material longsor menuju Kabupaten Pidie Jaya. Tim berhasil mencapai Posko Peduli Banjir Gampong Beuringen untuk menyalurkan bantuan dan melakukan pemetaan cepat (rapid assessment).

Rapid assessment menjadi penting untuk merencanakan pengiriman logistik lanjutan secara efisien. Data yang dikumpulkan membantu Bea Cukai dan instansi terkait menyesuaikan jenis dan jumlah bantuan yang dikirim, memastikan warga terdampak menerima kebutuhan yang paling mendesak.

Sinergi dan Gotong Royong Nasional

Nirwala menekankan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya gotong royong nasional. Kehadiran Bea Cukai di lapangan diharapkan dapat mempercepat penyaluran bantuan sekaligus meringankan beban korban bencana.

"Bencana ini mengingatkan kita untuk saling menjaga. Kami berupaya hadir sebagai bagian dari gotong royong nasional, bekerja bersama siapa pun yang ada di garis depan," jelas Nirwala.

Kehadiran armada patroli laut dan tim darat menunjukkan fleksibilitas Bea Cukai dalam menghadapi kondisi darurat. Langkah ini tidak hanya menyalurkan logistik, tetapi juga membantu menjaga komunikasi, menyediakan shelter sementara, dan mempercepat pemetaan wilayah terdampak.

Dampak dan Harapan ke Depan

Bencana yang melanda Aceh menunjukkan perlunya koordinasi cepat antara berbagai pihak, termasuk Bea Cukai, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Operasi logistik darat dan laut diharapkan menjadi model respons cepat menghadapi bencana ekstrem di wilayah terpencil.

Ke depannya, Bea Cukai berkomitmen untuk tetap siap siaga menghadapi kondisi darurat. Pemanfaatan kapal patroli, pusat komunikasi darurat, dan tim darat yang tangguh menjadi strategi penting agar pasokan logistik tidak terputus meskipun akses darat lumpuh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index