JAKARTA - PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO), eksportir sarang burung walet, menatap optimisme pertumbuhan pendapatan dobel digit pada 2026.
Direktur Keuangan Dwiadi Prastian Hadi menyatakan, peningkatan utilitas pabrik menjadi kunci strategi perseroan.
“Kalau utilisasi saat ini memang belum sampai 50%. Diharapkan nanti dengan adanya penambahan dana IPO ini kami bisa meningkatkan produksi di atas 60%,” ujar Dwiadi, Senin. Target omzet perseroan pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp600 miliar, menandai ekspansi signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, laba bersih 2025 diharapkan tumbuh menjadi Rp35 miliar, meningkat 49,06% YoY dari posisi Rp23,48 miliar pada periode sama 2024, sebagai cerminan efektivitas strategi produksi dan distribusi.
Alokasi Dana IPO untuk Modal Kerja
Seluruh dana yang dihimpun melalui IPO akan dimanfaatkan untuk pembelian sarang burung walet sebagai modal kerja. Sebanyak 56,33% dialokasikan langsung ke RLCO, sedangkan 43,67% disalurkan ke anak usaha PT Realfood Winta Asia (RWA) untuk pembelian bahan baku.
RLCO menguasai 93,75% saham RWA. Langkah ini memastikan pasokan bahan baku cukup untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi sekaligus ekspansi produk olahan, memperkuat posisi perseroan di pasar lokal dan internasional.
Ekspansi Pasar Ekspor Global
Perseroan menargetkan ekspansi ke empat negara baru pada 2026, yakni Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, dan Filipina. Ekspor ke Thailand dijadwalkan kuartal II/2026, sementara Amerika Serikat kuartal IV/2026. Pasar Vietnam telah dijajaki sejak kuartal IV/2025.
Manajemen memperkirakan ekspansi ini akan menyumbang sekitar 80% dari total pendapatan. Dengan tambahan pasar, RLCO diprediksi menjangkau minimal enam negara pada 2026, memperluas distribusi produk olahan dan meningkatkan kontribusi ekspor terhadap pendapatan perusahaan.
Kapasitas Produksi dan Transformasi Produk
Hingga Mei 2025, kapasitas produksi RLCO mencapai 32 ton sarang burung walet. Anak usaha perseroan juga memiliki kapasitas produksi 5,40 juta unit consumer goods jar, 2,52 juta unit jelly, dan 1,29 juta unit powder.
Portofolio produk mencakup minuman sarang burung walet, kaldu ayam, suplemen kolagen, dan nutrisi berbasis protein. “Perseroan tumbuh dari eksportir sarang burung walet menjadi salah satu pemimpin kesehatan konsumen di Indonesia.
Menyelaraskan diri dengan perubahan preferensi konsumen dan kebutuhan kesehatan, perseroan bertransformasi dari ekspor bahan mentah menjadi produsen untuk produk Superfood melalui anak usaha,” tulis manajemen dalam prospektus.
Transformasi ini menunjukkan langkah strategis RLCO dari pemasok bahan mentah menjadi produsen Superfood, sekaligus memperkuat brand di pasar domestik dan internasional.
Dengan strategi peningkatan utilitas pabrik, optimalisasi dana IPO, dan ekspansi pasar global, RLCO diproyeksikan mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba dobel digit. Perusahaan menegaskan posisi sebagai eksportir sarang burung walet yang bertransformasi menjadi produsen Superfood kelas internasional.