Bulog

Bulog Perkuat Distribusi Beras SPHP ke Wilayah Terpencil Papua

Bulog Perkuat Distribusi Beras SPHP ke Wilayah Terpencil Papua
Bulog Perkuat Distribusi Beras SPHP ke Wilayah Terpencil Papua

JAKARTA - Upaya menjaga stabilitas pangan di wilayah tertinggi dan tersulit Indonesia kembali mendapat perhatian serius. 

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, Bulog mempercepat dan memperluas distribusi beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke sejumlah daerah terpencil di Papua. Langkah ini tidak hanya penting bagi keterjangkauan harga, tetapi juga memastikan masyarakat di wilayah 3TP tetap mendapatkan akses pangan yang layak.

Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua Ahmad Mustari menegaskan bahwa percepatan distribusi ini diperlukan karena empat wilayah prioritas—Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya—mengalami hambatan akses yang tidak bisa diatasi dengan pola distribusi biasa.

"Empat kabupaten ini merupakan daerah pegunungan terpencil yang tidak dapat dijangkau secara konsisten melalui jalur darat, sehingga memerlukan pola distribusi adaptif agar pasokan pangan tetap terjaga jelang Natal dan Tahun Baru 2026," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Distribusi Udara dan Sungai Jadi Kunci Pengiriman

Untuk Kabupaten Nduga, Bulog telah mengirimkan 1.250 kilogram beras SPHP melalui jalur udara. Selain itu, sebanyak 10.000 kilogram sedang dikirim melalui jalur sungai dan diperkirakan tiba pada 11–13 Desember 2025.

Pengiriman serupa juga dilakukan untuk Kabupaten Yahukimo. Hingga saat ini, 2.000 kilogram telah diterbangkan melalui udara, sementara tambahan 20.000 kilogram dikirim melalui jalur sungai dan dijadwalkan tiba dalam rentang tanggal yang sama.

"Pengiriman ini memastikan stok di kedua wilayah tetap aman sembari menunggu kedatangan pengangkutan sungai yang membutuhkan waktu tempuh lebih panjang," kata Mustari.

Seluruh proses distribusi ikut didukung jajaran kepolisian, mulai dari pengamanan jalur hingga pendampingan dan penyimpanan sementara di gudang filial. Kombinasi jalur udara, sungai, dan darat memungkinkan Bulog menjaga kontinuitas pasokan di tengah keterbatasan geografis.

Pola Multi-Moda untuk Akses Pegunungan Bintang dan Intan Jaya

Kendala serupa juga terjadi di Pegunungan Bintang dan Intan Jaya. Kondisi geografis yang ekstrem, cuaca tidak menentu, dan minimnya sarana transportasi membuat jalur pengiriman harus dirancang secara adaptif.

Bulog menerapkan pola multi-moda untuk menjangkau dua wilayah tersebut. Pola ini memungkinkan distribusi beras tetap berjalan meskipun salah satu jalur terhambat oleh cuaca atau kondisi medan.

Mustari menjelaskan bahwa percepatan distribusi merupakan strategi penting untuk memastikan keterjangkauan pangan tetap terjaga menjelang masa perayaan.

Dia menegaskan bahwa harga beras SPHP di semua wilayah Papua, termasuk empat kabupaten ini, tetap dipatok Rp13.500 per kilogram. Kebijakan harga yang sama berlaku demi pemerataan akses pangan.

Komitmen Bulog Menjamin Pasokan Pangan di Wilayah 3TP

Menurut Mustari, pengiriman beras ke daerah seperti Nduga dan Yahukimo merupakan bentuk komitmen Bulog untuk memastikan seluruh masyarakat—termasuk yang tinggal di daerah paling terpencil—tetap mendapatkan hak atas pangan yang layak.

Ia mengakui bahwa tantangan biaya logistik di Papua sangat tinggi. Namun, hal itu tidak mengurangi komitmen Bulog dalam menjamin pasokan beras SPHP hingga ke daerah yang sulit dijangkau.

Selain itu, Bulog memastikan bahwa seluruh biaya transportasi, baik melalui udara, darat, maupun sungai, sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan pangan pelat merah tersebut.

"Distribusi dilakukan secara bertahap dan adaptif, dengan target penyelesaian sebelum masa perayaan Natal, di mana kebutuhan masyarakat meningkat signifikan," jelasnya.

Kolaborasi erat dengan kepolisian juga dinilai menjadi bagian penting dari keberhasilan distribusi. Pengamanan dan pendampingan di lapangan berperan menjaga kelancaran pengangkutan sekaligus memastikan barang tiba pada masyarakat yang berhak.

Mengoptimalkan Jalur Distribusi di Wilayah Sulit Akses

Secara keseluruhan, Bulog Papua terus mengoptimalkan penggunaan seluruh moda transportasi. Tujuannya adalah memastikan kelancaran distribusi beras SPHP ke kabupaten Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya—wilayah yang masuk kategori tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP).

Mustari menegaskan bahwa penguatan distribusi pangan ini merupakan bagian dari mandat Bulog untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan secara merata.

"Dengan berbagai tantangan medan dan cuaca yang dihadapi, Bulog tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik demi menjamin stabilitas pasokan pangan yang merata di seluruh Papua," ujarnya.

Transformasi pola distribusi yang lebih adaptif ini diharapkan tidak hanya memastikan stok aman selama periode Natal dan Tahun Baru, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan jangka panjang di wilayah-wilayah yang selama ini menghadapi hambatan akses.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index