JAKARTA - Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, mengusulkan inisiatif baru untuk memutar lagu-lagu dan karya musik religi di ruang-ruang publik pada momen hari besar keagamaan.
Upaya ini bertujuan memperkuat ekosistem musik religius di Indonesia dan mendukung karya musisi lokal.
Dalam pertemuan dengan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, Giring menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk menghadirkan musik religi di pusat perbelanjaan, kafe, dan ruang publik lainnya. Ia menilai musik dapat menjadi medium untuk menumbuhkan kesadaran spiritual dan apresiasi budaya.
Kolaborasi Kementerian dan Pengelola Ruang Publik
Giring menyebutkan, kementerian sedang menghimpun berbagai asosiasi dan pengelola fasilitas publik untuk mendukung prakarsa ini. "Pada perayaan hari besar seperti Natal dan Ramadan, ruang publik akan memutar musik religi karya musisi Indonesia," ujarnya.
Pendekatan ini sekaligus menjadi strategi untuk memberikan panggung bagi musisi lokal sekaligus menghadirkan suasana religius yang harmonis di ruang publik.
Dukungan Pemerintah Pusat
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut baik prakarsa tersebut. Ia menegaskan pemerintah akan memberikan dukungan penuh, termasuk penyediaan sumber daya dan program pendukung.
"Pemerintah siap menyokong agenda Kementerian Kebudayaan untuk memutarkan lagu-lagu religi dari dalam Indonesia di tempat publik, demi mendorong kebangkitan dan keberlanjutan seni religi nasional," jelas Nasaruddin.
Proyek Percontohan Pemutaran Lagu Religi Natal
Sebagai langkah awal, pemerintah akan memulai proyek percontohan pemutaran lagu-lagu religi Kristiani bertema Natal selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Lagu-lagu karya musisi lokal akan diputar di pusat perbelanjaan, kafe, dan beberapa fasilitas publik lainnya.
Proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi implementasi pemutaran musik religi pada hari besar lain, sehingga masyarakat dapat merasakan nuansa spiritual sekaligus menikmati karya kreatif anak bangsa.
Rencana Pemutaran di Hari Besar Lainnya
Setelah Natal dan Tahun Baru, prakarsa ini akan dilanjutkan pada perayaan Lebaran, Waisak, dan Nyepi. Giring menekankan bahwa pemutaran musik religi bertujuan menghidupkan nilai-nilai keagamaan melalui seni.
Selain itu, prakarsa ini diharapkan memperluas apresiasi terhadap musik religius, mendukung pertumbuhan industri musik lokal, dan memperkuat identitas budaya nasional melalui karya musik yang bernuansa religius.
Musik Religi sebagai Sarana Edukasi dan Spiritualitas
Inisiatif ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari strategi edukasi dan penguatan spiritual masyarakat. Musik religi dapat menghadirkan pesan moral, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Giring menekankan pentingnya menyelaraskan karya musik dengan konteks budaya dan religius, sehingga musik dapat menjadi medium penghubung antara seni dan nilai-nilai spiritual masyarakat.
Optimalkan Karya Musisi Lokal
Prakarsa pemutaran lagu religi juga bertujuan memberikan ruang bagi musisi Indonesia untuk dikenal luas. Pemerintah berharap dengan dukungan fasilitas publik, musisi lokal dapat lebih mudah mempromosikan karya mereka dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Pendekatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik religi, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri kreatif yang berbasis pada nilai budaya dan keagamaan.
Target Jangka Panjang dan Keberlanjutan
Kementerian Kebudayaan menargetkan prakarsa ini dapat berjalan berkelanjutan, menjadi tradisi di setiap perayaan hari besar. Dengan kolaborasi lintas kementerian dan pengelola ruang publik, pemutaran lagu religi diharapkan menjadi salah satu pilar pengembangan budaya dan spiritual masyarakat.
Selain itu, inisiatif ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan keberagaman budaya dan religius yang harmonis, sekaligus mendukung misi pembangunan ekonomi kreatif nasional.