Kinerja Keuangan BRI yang Solid dan Laba Bersih Rp13,80 Triliun Sebagai Indikator Ketahanan di Tengah Perang Tarif Dunia

Kinerja Keuangan BRI yang Solid dan Laba Bersih Rp13,80 Triliun Sebagai Indikator Ketahanan di Tengah Perang Tarif Dunia

JAKARTA  — Di tengah tekanan global akibat perang tarif dan ketegangan geopolitik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menunjukkan ketangguhan fundamental bisnisnya. Sepanjang Triwulan I 2025, bank pelat merah ini mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp13,80 triliun. Pencapaian ini menegaskan kekuatan BRI dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, sekaligus memperkuat posisinya sebagai lembaga keuangan yang berpihak pada sektor UMKM.

Pencapaian ini diumumkan dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan Triwulan I 2025 yang dipimpin oleh Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, bersama jajaran direksi lainnya.

Kondisi Global Tidak Menghalangi Kinerja Positif

Hery menyatakan bahwa situasi global masih dibayangi ketegangan geopolitik dan dampak lanjutan dari perang tarif internasional yang menekan perdagangan dan rantai pasok dunia. Meski demikian, BRI tetap optimistis terhadap prospek ekonomi nasional.

“BRI memperkirakan akan ada dampak jangka pendek akibat kebijakan tarif baru. Namun, karena ekonomi Indonesia lebih bertumpu pada konsumsi domestik, dampaknya tidak akan signifikan bagi BRI. Selain itu, negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat diharapkan menghasilkan solusi positif,” jelas Hery Gunardi.

UMKM Jadi Tulang Punggung Strategi Kredit BRI

Keberpihakan BRI pada UMKM tetap menjadi fokus utama. Hingga akhir Maret 2025, penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97% year-on-year (yoy). Sebanyak Rp1.126,02 triliun di antaranya disalurkan ke sektor UMKM, mencerminkan porsi 81,97% dari total kredit.

Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, menyatakan, “Penyaluran kredit UMKM terus tumbuh positif seiring inisiatif kami dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya adalah penguatan jaringan AgenBRILink yang kini telah mencapai 1,2 juta agen dan tersebar di lebih dari 67 ribu desa.”

Sepanjang kuartal pertama 2025, AgenBRILink mencatat volume transaksi sebesar Rp423 triliun, menunjukkan kontribusi besar terhadap ekosistem keuangan inklusif.

Rasio Kredit Membaik, Risiko Terkelola Baik

Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menekankan pentingnya kualitas kredit di tengah ekspansi kredit. “Rasio Non-Performing Loan (NPL) kami membaik menjadi 2,97% dari 3,11% pada periode yang sama tahun lalu. Loan at Risk (LAR) juga turun menjadi 11,12% dari sebelumnya 12,68%,” jelasnya.

Selain itu, rasio pencadangan (NPL Coverage) BRI mencapai 200,60%, menandakan kesiapan BRI dalam menghadapi potensi risiko ke depan.

“Dengan coverage ratio yang sangat memadai ini, kami mampu menjaga stabilitas neraca dan meyakinkan investor serta regulator bahwa fundamental kami sangat kuat,” tambah Mucharom.

Dana Pihak Ketiga dan Digitalisasi Dorong Kinerja

Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat. Direktur Network & Retail Funding BRI, Aquarius Rudianto, menyebutkan DPK BRI mencapai Rp1.421,60 triliun, didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar Rp934,95 triliun atau 65,77% dari total DPK.

“Pertumbuhan CASA ini didorong oleh transaksi digital melalui aplikasi BRImo yang kini telah memiliki 40,28 juta pengguna. Selama Triwulan I 2025, BRImo mencatat 1,2 miliar transaksi senilai Rp1.599 triliun,” ungkap Aquarius.

Lebih lanjut, BRI juga membangun ekosistem pembayaran digital dengan mendukung lebih dari 4,3 juta merchant QRIS dan 344 ribu merchant EDC di seluruh Indonesia.

Likuiditas dan Permodalan Kokoh, Siap Hadapi Tantangan

Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menegaskan bahwa likuiditas dan permodalan BRI tetap kuat. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di angka 86,03% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,03%, jauh di atas ketentuan minimum.

“Ini membuktikan bahwa BRI memiliki ruang untuk tumbuh lebih kuat di tengah tantangan eksternal,” ujar Viviana.

Menutup konferensi, Hery menyatakan bahwa ekosistem besar BRI menjadi fondasi kokoh untuk mengoptimalkan peluang di masa depan. “Kami memiliki lebih dari 36.600 tenaga pemasar dan 6 ribu unit kerja dari kota hingga pelosok negeri. Ini adalah kekuatan strategis yang mendukung transformasi BRI sebagai bank universal,” tutup Hery.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index