KENDARAAN

Polisi Mojokerto Sita Empat Kendaraan Bermuatan Sound Horeg, Merespons Keluhan Warga Mengenai Gangguan Sahur

Polisi Mojokerto Sita Empat Kendaraan Bermuatan Sound Horeg, Merespons Keluhan Warga Mengenai Gangguan Sahur
Polisi Mojokerto Sita Empat Kendaraan Bermuatan Sound Horeg, Merespons Keluhan Warga Mengenai Gangguan Sahur

JAKARTA - Langkah tegas diambil oleh Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto terhadap kendaraan yang membuat keresahan di kalangan masyarakat. Pada Senin 03 MARET 2025 dini hari, empat unit kendaraan yang menggunakan sound horeg berhasil diamankan pihak kepolisian setelah mendapatkan banyak keluhan dari warga lokal. Kendaraan ini dilaporkan sering digunakan oleh sejumlah warga untuk membangunkan sahur di bulan Ramadan, namun menimbulkan gangguan ketenteraman bagi sebagian lainnya.

Komisaris Besar Andi Wijaya, Kepala Polres Mojokerto, mengatakan pihaknya melakukan penyitaan terhadap truk-truk ini setelah menerima berbagai laporan dari masyarakat yang merasa terganggu oleh aktivitas tersebut. Menurutnya, kendaraan tersebut kerap kali digunakan dengan volume suara yang sangat tinggi pada dini hari, mengganggu warga yang ingin beristirahat dengan tenang menjelang waktu sahur.

“Menyikapi banyaknya pengaduan dari masyarakat, kami melakukan langkah cepat untuk mengamankan kendaraan yang menggunakan sound horeg ini. Kami ingin menjaga ketertiban dan memastikan bahwa aktivitas membangunkan sahur tidak mengganggu kenyamanan warga lainnya," ungkap Kombes Andi Wijaya dalam keterangannya kepada media.

Penyitaan ini merupakan hasil dari patroli intensif yang dilakukan oleh jajaran polisi di wilayah tersebut. Dalam operasi ini, ditemukan bahwa sebagian besar kendaraan yang digunakan adalah truk yang dimodifikasi dengan sistem audio berkapasitas sangat besar, yang sengaja digunakan untuk menghasilkan suara nyaring. Walaupun niat awalnya adalah untuk membangunkan sahur, cara ini dianggap tidak tepat dan mengganggu masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasi kendaraan-kendaraan tersebut.

Selama bulan Ramadan, practice membangunkan sahur telah menjadi tradisi di banyak wilayah di Indonesia. Namun demikian, penggunaan sound horeg yang berlebihan menjadi perhatian karena semestinya dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan serta kedamaian lingkungan sekitar.

Menurut salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, suara yang dihasilkan oleh truk-truk ini sangat mengganggu. "Saya memahami niat baik mereka untuk membangunkan sahur, tetapi cara yang digunakan justru membuat kami tidak bisa tidur tenang. Suara bising dari sound horeg tidak bisa kami terima dengan baik," ujarnya.

Kompol Andi menambahkan bahwa pihaknya tetap menghargai tradisi membangunkan sahur sebagai bagian dari kekayaan budaya dan kearifan lokal. Namun, ia menegaskan pentingnya pelaksanaan tradisi ini dengan cara yang beretika dan saling menghormati antar sesama warga.

“Kami memang menghormati tradisi yang sudah ada dan menjadi bagian dari budaya. Namun, kami juga ingin memastikan bahwa semua warga bisa menjalani ibadah puasa dengan nyaman. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk mencari cara lain yang lebih santun untuk membangunkan sahur," tambah beliau.

Ke depan, Polres Mojokerto berencana untuk terus mengawasi dan mengamankan wilayah agar situasi serupa tidak terulang. Sosialisasi mengenai cara membangunkan sahur yang tidak mengganggu lingkungan juga akan terus digalakkan, bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama setempat.

Salah satu inisiatif yang akan diambil adalah dengan mendorong masyarakat untuk menggunakan sarana tradisional yang lebih ramah lingkungan, seperti kentungan bambu atau bahkan teknologi digital seperti panggilan sahur melalui speaker masjid dan aplikasi notifikasi ponsel.

“Dengan bekerja sama, kami yakin bahwa masyarakat akan lebih memahami pentingnya menjaga ketenangan dan kenyamanan selama bulan Ramadan. Kami berharap ke depannya, kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan dengan lebih bijak sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," ujar Kombes Andi mengakhiri.

Langkah cepat yang dilakukan aparat kepolisian ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, terutama dari warga yang merasa terganggu. Dinamika lokal seperti ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan pengertian antarwarga dalam menjalani ibadah di bulan suci tanpa menimbulkan ketidaknyamanan bagi pihak lainnya.

Sebagai informasi tambahan, setiap pelanggaran terhadap tertib sosial selama Ramadan atau bulan-bulan lainnya, dalam bentuk suara gaduh atau aktivitas publik yang mengganggu, dapat ditangani oleh kepolisian sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penting bagi masyarakat untuk tetap berkoordinasi dan melaporkan hal-hal yang berpotensi mengganggu ketertiban umum ke pihak yang berwenang untuk tindakan lebih lanjut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index