Asing Lepas Saham Big Banks, BBCA dan BRI Tertekan

Senin, 13 Oktober 2025 | 10:02:12 WIB
Asing Lepas Saham Big Banks, BBCA dan BRI Tertekan

JAKARTA - Aksi jual investor asing masih membayangi saham perbankan besar atau big banks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang periode 6–10 Oktober 2025, nilai net sell asing dari kelompok saham bank berkapitalisasi besar tersebut mencapai Rp 3,4 triliun. 

Kondisi ini memperlihatkan bahwa meskipun sektor perbankan tetap menjadi salah satu pilar utama pasar modal, tekanan dari investor global belum sepenuhnya mereda.

Yang menarik, di antara jajaran big banks, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan pelepasan asing paling besar, bahkan menembus angka Rp 1 triliun.

BBCA Jadi Sasaran Jual Asing Terbesar

Secara rinci, BBCA menempati posisi pertama dengan nilai net sell asing mencapai Rp 1,36 triliun. Tekanan jual ini turut berdampak pada kinerja harga saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut. Dalam sepekan, BBCA terkoreksi 1,66%, sehingga harga sahamnya turun ke level Rp 7.400 per saham.

Melemahnya saham BBCA ini menjadi cerminan bagaimana pergerakan investor asing mampu memengaruhi psikologis pasar, terutama pada saham unggulan yang masuk dalam kategori blue chip. 

Walaupun fundamental BBCA masih terbilang solid, aksi jual asing yang beruntun membuat harga sahamnya belum mampu kembali ke jalur penguatan.

BRI Bertahan di Zona Hijau Meski Dilepas Asing

Posisi kedua ditempati oleh saham BBRI, yang mencatatkan net sell asing sebesar Rp 1,26 triliun. Namun, berbeda dengan BBCA, saham BBRI justru berhasil mempertahankan tren positif sepanjang pekan lalu.

Dalam periode 6–10 Oktober 2025, harga saham BBRI menguat 1,08%, sehingga ditutup di level Rp 3.730 per saham. Kondisi ini menjadikan BBRI sebagai satu-satunya saham big banks yang mampu bertahan di zona hijau, meski asing mencatatkan aksi jual dalam jumlah signifikan.

Fakta ini memperlihatkan bahwa kinerja saham BBRI masih mendapatkan dukungan kuat dari investor domestik, sehingga mampu menjaga stabilitas harga di tengah tekanan eksternal.

BMRI dan BBNI Juga Ikut Tertekan

Selain BBCA dan BBRI, dua bank pelat merah lainnya juga ikut menjadi sasaran net sell asing, meskipun nilainya tidak sebesar dua bank tersebut.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp 475 miliar. Tekanan ini sejalan dengan koreksi harga saham BMRI yang turun sekitar 1,39% dalam sepekan, sehingga berakhir di level Rp 4.250 per saham.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan net sell asing senilai Rp 310 miliar. Sama seperti Mandiri, saham BBNI juga mengalami koreksi dengan penurunan 1,73%, sehingga ditutup di level Rp 3.970 per saham.

Keduanya memperlihatkan bahwa meskipun tekanan jual asing tidak sebesar BBCA maupun BBRI, pergerakan harga tetap terdampak.

Asing Masih Berhati-Hati di Sektor Big Banks

Aksi jual asing terhadap big banks menunjukkan bahwa pelaku pasar global masih bersikap hati-hati. Beberapa analis menilai, faktor eksternal seperti ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global dan dinamika ekonomi dunia ikut memengaruhi minat investor asing terhadap saham perbankan domestik.

Meskipun sektor perbankan Indonesia masih memiliki fundamental kuat, investor asing tampaknya memilih untuk mengurangi eksposur terlebih dahulu. Hal ini terlihat dari konsistensi net sell dalam beberapa pekan terakhir.

Prospek Big Banks ke Depan

Di sisi lain, sejumlah analis pasar modal menilai bahwa koreksi yang dialami saham big banks saat ini justru bisa menjadi peluang akumulasi bagi investor domestik. Pasalnya, prospek perbankan masih menjanjikan, terutama menjelang kuartal IV 2025.

Sebelumnya, beberapa analis juga mengingatkan bahwa kinerja big banks belum sepenuhnya mencapai konsensus pasar. Karena itu, kuartal akhir tahun dipandang sebagai momen penting bagi bank-bank besar untuk “tancap gas” memperbaiki performa dan menjaga momentum pertumbuhan.

Dengan dukungan digitalisasi layanan perbankan, pertumbuhan kredit yang mulai meningkat, serta stabilitas sistem keuangan nasional, saham big banks diprediksi tetap menjadi salah satu pilihan utama dalam jangka menengah hingga panjang.

Aksi jual asing senilai Rp 3,4 triliun di big banks sepanjang pekan lalu memberikan sinyal bahwa pasar modal domestik masih menghadapi tantangan, khususnya dari sentimen global. BBCA dan BBRI menjadi saham yang paling banyak dilepas asing, meskipun BBRI tetap berhasil bertahan di zona hijau.

Sementara itu, BMRI dan BBNI turut terdampak dengan koreksi harga, meski nilainya tidak sebesar dua bank lainnya.

Bagi investor domestik, kondisi ini bisa menjadi pertimbangan penting untuk strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Tekanan jual asing memang memberikan risiko volatilitas, namun di sisi lain membuka peluang bagi akumulasi saham big banks dengan valuasi yang relatif lebih menarik.

Dengan fundamental sektor perbankan yang masih kuat, ke depan saham big banks berpotensi kembali mencatatkan penguatan, terutama jika kinerja keuangan kuartal IV mampu melebihi ekspektasi pasar.

Terkini