JAKARTA - Pandangan terhadap transisi energi di Indonesia kini bergeser dari kekhawatiran menjadi optimisme. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa langkah menuju energi bersih bukanlah ancaman bagi dunia kerja, melainkan peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal itu disampaikan Yassierli dalam sambutannya pada acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025 di Jakarta International Conventions Center (JICC), Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Dalam forum tersebut, Menaker menekankan pentingnya memandang transisi energi terbarukan sebagai bagian dari masa depan ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kita melihat energi transisi bukan sebagai ancaman, tapi sebaliknya—ancaman itu justru kita ubah menjadi peluang. Ada hampir 2.000 pekerjaan baru yang telah diidentifikasikan sebagai pekerjaan hijau,” ujar Yassierli.
Transisi Energi Jadi Motor Pertumbuhan Baru
Menurut Yassierli, pemerintah telah menyiapkan berbagai skema dan strategi untuk memastikan proses transisi energi berjalan selaras dengan kepentingan tenaga kerja nasional. Salah satu fokus utamanya adalah pemetaan peluang pembukaan ribuan pekerjaan baru, khususnya di sektor energi terbarukan.
Langkah ini mencerminkan optimisme pemerintah terhadap potensi besar ekonomi hijau Indonesia. Dari hasil kajian yang dilakukan bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sekitar 90 persen lapangan kerja baru dalam satu dekade ke depan diperkirakan akan muncul sebagai dampak positif dari pengembangan energi terbarukan.
“Dari data yang ada, pemanfaatan energi terbarukan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Ini akan membuka lapangan pekerjaan yang jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Yassierli.
Ia menambahkan, pada periode 2025–2034, sekitar 75 persen sumber energi baru akan berasal dari energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi.
Perubahan struktur energi nasional ini diperkirakan akan menstimulasi kebutuhan akan tenaga kerja di berbagai sektor, mulai dari teknik, manufaktur hijau, hingga riset dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
“Ini sebagai peluang untuk menciptakan pekerjaan yang lebih baik, sekaligus menyelesaikan tantangan dalam mewujudkan pekerjaan hijau di Indonesia,” jelasnya.
Peluang untuk Pekerja Hijau di Seluruh Nusantara
Yassierli menegaskan, perubahan sistem energi bukan hanya berdampak pada sektor industri besar, tetapi juga pada masyarakat di tingkat daerah. Pemerintah menilai bahwa transisi energi mampu membuka kesempatan kerja lintas wilayah, terutama di daerah dengan potensi energi terbarukan tinggi seperti Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Pemerintah juga tengah menyiapkan program pelatihan dan peningkatan keterampilan (reskilling dan upskilling) bagi para pekerja agar siap menghadapi perubahan struktur industri. Dengan begitu, tenaga kerja Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi baru, tetapi juga pelaku aktif dalam pengembangan energi bersih nasional.
Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau, di mana pembangunan ekonomi tidak lagi bergantung pada sumber energi fosil yang tidak berkelanjutan.
Komitmen ESDM Perkuat Arah Transisi Energi Nasional
Senada dengan Yassierli, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen mempercepat transisi menuju energi bersih nasional. Ia menilai, pendekatan berbasis alam merupakan kunci dalam memperkuat ketahanan pangan, energi, dan air Indonesia di masa depan.
“Presiden Prabowo di bawah pemerintahan sekarang akan konsisten untuk melanjutkan tentang transisi energi dan energi baru-terbarukan. Indonesia akan memanfaatkan potensi panas bumi, tenaga surya, dan angin untuk memperluas sumber energi baru terbarukan,” kata Bahlil dalam kesempatan yang sama.
Kementerian ESDM juga tengah mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia usaha dan lembaga pendidikan, untuk mempercepat adopsi teknologi energi hijau. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem energi berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di seluruh rantai pasok.
Transisi Energi: Momentum Bagi Pekerja Indonesia
Transformasi energi global telah menciptakan peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkan keunggulan sumber daya alamnya. Dengan potensi besar di sektor panas bumi, air, dan surya, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi pemimpin energi terbarukan di Asia Tenggara.
Namun, keberhasilan transisi ini tidak hanya bergantung pada infrastruktur dan investasi, tetapi juga pada kesiapan tenaga kerja nasional. Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan terus memperkuat kerja sama dengan lembaga pelatihan dan industri guna memastikan tenaga kerja Indonesia siap beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar kerja.
Yassierli menegaskan bahwa pendekatan pemerintah bukan hanya fokus pada penciptaan lapangan kerja baru, tetapi juga memastikan bahwa pekerja lama tidak tertinggal. Dengan adanya program pelatihan berbasis kompetensi hijau, Indonesia berupaya mencetak generasi tenaga kerja yang adaptif terhadap teknologi dan ramah lingkungan.
Indonesia Menuju Ekonomi Hijau yang Inklusif
Langkah Indonesia dalam mempercepat transisi energi menandakan perubahan paradigma nasional dalam memandang hubungan antara pembangunan ekonomi dan lingkungan. Jika sebelumnya energi fosil menjadi pilar utama pertumbuhan, kini arah kebijakan bergeser ke model pembangunan berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
Pemerintah menilai, strategi ini tidak hanya penting untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga sebagai pondasi ekonomi masa depan. Dengan terbukanya lapangan kerja baru, pertumbuhan industri hijau, dan peningkatan investasi, transisi energi akan menjadi katalis bagi ekonomi nasional yang lebih inklusif dan tangguh.
Pernyataan Menaker Yassierli menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia bukan sekadar perubahan sistem energi, tetapi juga transformasi sosial dan ekonomi.
Dengan perencanaan matang, sinergi lintas kementerian, dan dukungan dunia usaha, Indonesia memiliki peluang besar untuk menciptakan jutaan pekerjaan hijau sekaligus memperkuat posisinya sebagai negara dengan ekonomi berkelanjutan.
Melalui pendekatan ini, Indonesia membuktikan bahwa masa depan energi bersih tidak harus ditakuti—melainkan bisa menjadi peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi, inovasi teknologi, dan kesejahteraan masyarakat di seluruh negeri.