Mendagri

Mendagri Antisipasi Tragedi Kerumunan Saat Nataru 2026

Mendagri Antisipasi Tragedi Kerumunan Saat Nataru 2026
Mendagri Antisipasi Tragedi Kerumunan Saat Nataru 2026

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan pentingnya antisipasi kepadatan pengunjung menjelang Natal dan Tahun Baru 2026.

Ia menekankan agar tragedi Itaewon di Korea Selatan pada 2022 tidak terulang di Indonesia.

“Kita harus mengantisipasi kepadatan di titik-titik perayaan malam tahun baru, seperti di Ancol Jakarta dan daerah lainnya. Kita tidak ingin tragedi seperti perayaan Halloween di Seoul, Korea Selatan,” ucap Tito saat Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Nataru di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin.

Menurut Tito, tragedi Itaewon terjadi karena pengamanan yang tidak memadai. Banyak korban meninggal akibat pengelolaan kerumunan yang buruk, meskipun di negara maju sekalipun.

“Investigasi di sana bahkan wali kota jadi tersangka dan Kepala Polisi daerah itu jadi tersangka karena dianggap tidak mampu untuk mengantisipasi dan menetralisir potensi keamanan,” tambahnya.

Fokus Pengamanan Lokasi Wisata dan Titik Ramai

Mendagri menekankan pengamanan di lokasi wisata dan titik keramaian menjadi prioritas. Titik-titik yang berpotensi padat pengunjung harus dipetakan dan diawasi secara ketat.

“Kita harus memastikan setiap lokasi yang berpotensi ramai pengunjung diantisipasi dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Tito. Sinergi antara pusat dan daerah serta kolaborasi lintas instansi dinilai penting untuk mencegah insiden.

Selain pengamanan fisik, pengaturan jalur masuk dan keluar lokasi, pengawasan CCTV, hingga petugas keamanan tambahan menjadi langkah konkret yang perlu diterapkan.

Transportasi dan Mobilitas Masyarakat

Tito menyoroti pentingnya kesiapan transportasi menjelang libur Nataru. Mobilitas masyarakat diprediksi meningkat, baik untuk mudik, liburan, maupun merayakan Natal dan Tahun Baru.

“Mobilitas masyarakat akan sangat tinggi, baik untuk merayakan Natal, pulang kampung atau mudik, maupun berlibur ke tempat wisata. Kesiapan transportasi darat, laut, dan udara menjadi vital,” ujarnya. Pemerintah pusat dan daerah harus memastikan transportasi berjalan lancar untuk menghindari kemacetan dan antrean panjang yang bisa menimbulkan risiko kerumunan.

Kementerian Perhubungan pun telah mulai memetakan titik rawan macet di berbagai wilayah. Langkah ini diambil agar penanganan arus lalu lintas bisa lebih cepat dan efektif, terutama di jalur yang sering padat pengunjung saat libur panjang.

Sinergi Pusat, Daerah, dan Stakeholder

Rakor yang digelar Kemendagri melibatkan berbagai stakeholder, termasuk TNI, Polri, hingga instansi terkait keamanan dan logistik. Sinergi ini penting untuk menyiapkan pengamanan menyeluruh di seluruh wilayah.

“Kami mengundang stakeholder di bidang kesiapan pangan, ada dimensi keamanan, mencakup keamanan lalu lintas, antisipasi bencana alam di tempat wisata, udara yang buruk, serta pengendalian kerumunan,” jelas Tito. Dengan koordinasi yang baik, pemerintah berharap risiko insiden di titik keramaian dapat diminimalisir.

Antisipasi Bencana Alam dan Faktor Eksternal

Selain kerumunan dan transportasi, persiapan menghadapi potensi bencana alam juga menjadi bagian dari strategi. Cuaca ekstrem atau kondisi alam lainnya bisa memengaruhi jalannya perayaan, sehingga perlu mitigasi yang matang.

Tito menegaskan, seluruh kementerian dan lembaga diharapkan terus memantau kondisi di lapangan. Semua pengaturan harus siap diimplementasikan, termasuk evakuasi cepat dan jalur darurat bila diperlukan.

“Persiapan Nataru harus komprehensif, dari pusat sampai daerah, agar seluruh masyarakat dapat merayakan dengan aman dan nyaman,” tambah Mendagri.

Harapan Keselamatan Masyarakat

Dengan langkah-langkah pengamanan, pengaturan transportasi, serta sinergi instansi yang baik, pemerintah menargetkan Tahun Baru 2026 berlangsung aman tanpa tragedi kerumunan. Tito menekankan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama.

“Kita belajar dari pengalaman negara lain, dan kita tidak ingin hal serupa terjadi di sini. Semua langkah antisipasi harus dijalankan secara ketat,” pungkasnya. Pemerintah berharap masyarakat juga proaktif mematuhi aturan dan arahan selama perayaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index