JASA MARGA

Jasa Marga Siap Terapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Arus Mudik Lebaran 2025, Antisipasi Kepadatan di Jalan Tol

Jasa Marga Siap Terapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Arus Mudik Lebaran 2025, Antisipasi Kepadatan di Jalan Tol
Jasa Marga Siap Terapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Arus Mudik Lebaran 2025, Antisipasi Kepadatan di Jalan Tol

JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) siap menghadapi lonjakan volume kendaraan yang diprediksi akan terjadi selama arus mudik Lebaran 2025 dengan menerapkan berbagai rekayasa lalu lintas di jalan tol yang dikelolanya. Beberapa langkah strategis akan diberlakukan, termasuk pemberlakuan contraflow, ganjil-genap, serta diskon tarif untuk sejumlah ruas jalan tol, seperti Tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan Tol Semarang-Batang.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, dalam acara Media Gathering “Kesiapan Infrastruktur Mendukung Mudik Lebaran 2025” pada Senin 17 MARET 2025, mengatakan, penerapan rekayasa lalu lintas akan dimulai pada H-6 Lebaran, tepatnya pada 25 Maret 2025. Rekayasa lalu lintas tersebut akan berlaku mulai dari KM 47 Tol Japek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang.

“Penerapan rekayasa lalu lintas kami berlakukan mulai dari KM 47 Tol Japek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang mulai H-6 Lebaran 2025 atau tepatnya pada 25 Maret 2025,” ujar Lisye Octaviana.

Antisipasi Titik Kritis di Tol Jakarta-Cikampek dan Trans Jawa

Lisye juga menjelaskan, pihaknya sudah melakukan persiapan matang dengan mengidentifikasi sejumlah titik kritis yang berpotensi mengalami kepadatan. Dua ruas jalan tol yang menjadi perhatian utama adalah Tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan ruas Tol Trans Jawa, khususnya di KM 47 hingga KM 70 pada Tol Japek, serta KM 70 hingga KM 414 pada ruas Tol Semarang-Batang.

Berdasarkan analisis dari Jasa Marga, penerapan rekayasa lalu lintas ini bersifat situasional dan akan bergantung pada diskresi kepolisian. Pihak kepolisian akan mengambil keputusan untuk pelaksanaan pengaturan lalu lintas seperti contraflow, one way, maupun ganjil-genap, sesuai dengan situasi di lapangan yang diukur berdasarkan traffic counting atau pemantauan arus lalu lintas yang berlangsung.

“Meski penerapan rekayasa lalu lintas itu bersifat situasional, kami sudah mengantisipasi titik-titik kritis, yakni KM 47 – KM 70 Ruas Japek serta KM 70 – 414 ruas Tol Trans Jawa,” tambah Lisye.

Prediksi Kepadatan Puncak Arus Mudik pada H-3 Lebaran

Menurut proyeksi Jasa Marga, puncak kepadatan arus mudik Lebaran diprediksi akan terjadi pada H-3 Lebaran, tepatnya pada 28 Maret 2025. Di tanggal tersebut, volume kendaraan di jalan tol diperkirakan akan mencapai titik terpadat. Pihak Jasa Marga memprediksi bahwa rasio volume lalu lintas terhadap kapasitas jalan atau V/C Ratio Tol Jakarta-Cikampek akan mencapai angka 0,90. Angka ini menunjukkan bahwa kapasitas jalan hampir penuh dan perlu dilakukan pengaturan lalu lintas agar arus kendaraan tetap lancar.

Puncak kepadatan akan terasa lebih jelas pada KM 66 Tol Japek hingga KM 70 GT Cikampek, di mana V/C Ratio diprediksi akan mencapai 0,99. Kondisi ini menunjukkan hampir tidak ada lagi ruang kosong di jalan tol pada titik tersebut. Namun, titik paling padat diperkirakan akan terjadi pada KM 70 GT Cikampek hingga KM 414 Kalikangkung, dengan V/C Ratio yang diperkirakan mencapai 1,18. Angka ini menunjukkan kondisi kemacetan yang sangat tinggi, yang membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk menghindari penumpukan kendaraan.

Langkah Strategis Mengurangi Kepadatan: Ganjil Genap dan Diskon Tarif

Untuk mengatasi potensi kemacetan yang tinggi, Jasa Marga akan menerapkan berbagai strategi pengaturan lalu lintas. Salah satunya adalah sistem ganjil genap yang diterapkan di ruas-ruas tertentu untuk mengurangi volume kendaraan yang melintas pada waktu yang bersamaan. Selain itu, rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan one way juga akan diberlakukan sesuai dengan kebutuhan dan hasil pemantauan dari traffic counting.

Selain pengaturan arus lalu lintas, Jasa Marga juga akan memberikan diskon tarif pada beberapa ruas tol yang ramai, seperti Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Semarang-Batang, untuk menarik kendaraan agar memilih rute alternatif atau bergantian melewati jalan tol pada waktu-waktu tertentu. Diskon tarif ini diharapkan dapat membantu mengurangi kepadatan yang terjadi pada saat arus mudik, memberikan kemudahan bagi pengemudi yang melintas, dan memperlancar perjalanan.

Pengaturan Lalu Lintas Sejak H-6 dan Pembatasan Angkutan Barang

Sejak H-6 Lebaran, Jasa Marga akan mulai melakukan pengaturan lalu lintas dengan lebih intensif, termasuk pembatasan angkutan barang yang kerap menjadi penyebab kemacetan di jalur tol. Pembatasan angkutan barang ini akan berlaku pada jalur tol yang lebih padat dan strategis, seperti di Tol Jakarta-Cikampek dan ruas-ruas jalan tol Trans Jawa lainnya.

Lisye menegaskan, langkah-langkah ini adalah bagian dari upaya Jasa Marga untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan para pemudik yang melintasi jalan tol yang dikelolanya. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk memastikan pelaksanaan rekayasa lalu lintas berjalan lancar dan efektif.

“Untuk itu, diperlukan pengaturan sejak dini, sejak H-6 pengaturan lalu lintas, pembatasan angkutan barang, dan pelaksanaan rekayasa lalu lintas situasional yang merupakan diskresi kepolisian baik itu contraflow, one way, maupun ganjil genap berdasarkan parameter traffic counting yang berlangsung,” ungkap Lisye.

Kesiapan Infrastruktur Jasa Marga untuk Mudik Lebaran 2025

Jasa Marga menunjukkan komitmennya dalam memastikan kelancaran dan kenyamanan arus mudik Lebaran 2025 dengan mengoptimalkan seluruh infrastruktur jalan tol yang dikelolanya. Langkah-langkah strategis, termasuk penerapan rekayasa lalu lintas seperti ganjil genap, contraflow, dan diskon tarif, diharapkan dapat mengurangi potensi kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi para pemudik.

Dengan pengaturan yang matang dan koordinasi dengan pihak kepolisian, Jasa Marga berusaha untuk memastikan bahwa arus mudik Lebaran tahun ini dapat berjalan lancar dan aman, sehingga para pemudik dapat menikmati perjalanan dengan lebih nyaman. Diharapkan, kebijakan ini akan membantu mengurangi beban kemacetan yang kerap terjadi setiap tahunnya selama musim mudik Lebaran.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index