JAKARTA - Indonesian Basketball League (IBL) 2026 belum bergulir, tetapi peraturan anyar yang diterapkan sudah menimbulkan dampak besar.
Salah satu korbannya adalah Lester Prosper, center naturalisasi Dewa United Banten yang baru saja membawa timnya meraih gelar juara IBL 2025. Melalui unggahan di akun media sosialnya, pemain setinggi 2,08 meter itu menyatakan tak akan tampil di musim mendatang karena terbentur regulasi baru soal batas tinggi badan pemain asing, heritage, maupun naturalisasi.
Pengumuman Prosper sontak memantik reaksi dari penggemar basket nasional. Bukan hanya karena ia menjadi bagian penting dalam sukses Dewa United musim lalu, tetapi juga karena aturan yang membatasi peran pemain bertubuh tinggi dianggap mengurangi kualitas kompetisi.
Perpisahan Penuh Emosi
Dalam unggahan Instagram yang dibuatnya, Lester Prosper menyampaikan ucapan terima kasih kepada fan setianya. Ia mengaku kecewa tidak bisa lagi beraksi di lapangan IBL 2026, meski hatinya tetap tertambat pada klub dan para pendukungnya.
"Terima kasih kepada semua penggemar yang luar biasa. Saya tidak akan berpartisipasi dalam IBL 2026 karena perubahan aturan. Saya masih akan melihat kalian dari sisi lainnya," tulis Prosper pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Pemain berusia 35 tahun itu menegaskan bahwa Dewa United Banten akan selalu menjadi rumahnya. Meski secara resmi tak lagi bisa turun bermain, Prosper mengaku hubungannya dengan tim dan para pendukung tidak akan terputus.
Isi Aturan Baru yang Jadi Sorotan
Kontroversi muncul dari regulasi baru IBL 2026 yang membatasi komposisi pemain di setiap klub. Berdasarkan aturan, setiap tim hanya diperbolehkan mendaftarkan 14 pemain lokal dan 3 pemain asing. Dari tiga slot tersebut, satu bisa digunakan untuk pemain heritage (keturunan Indonesia) atau naturalisasi.
Yang menimbulkan perdebatan adalah adanya batas tinggi badan. Dua dari tiga pemain asing, termasuk heritage maupun naturalisasi, harus memiliki tinggi maksimal 2 meter. Sementara hanya satu slot pemain asing yang tidak dibatasi tinggi.
Aturan inilah yang membuat posisi Prosper terjepit. Dengan tinggi badan 2,08 meter, ia otomatis masuk kategori yang melebihi batas regulasi. Apalagi Dewa United sudah memiliki center utama, Joshua Ibarra, yang bahkan lebih tinggi (2,11 meter) dan masih akan menjadi andalan setelah menyabet MVP Final IBL 2025.
Dampak Bagi Dewa United
Hilangnya Prosper tentu menjadi kehilangan besar bagi Dewa United. Sejak didatangkan, ia bukan hanya menghadirkan kualitas permainan di paint area, tetapi juga memberikan ketenangan di momen-momen krusial. Peran Prosper di balik gelar juara musim lalu tak bisa dipandang remeh.
Namun, dengan adanya aturan baru, manajemen klub tampaknya harus memilih prioritas. Mereka membutuhkan sosok Ibarra sebagai poros utama di bawah ring, yang artinya Prosper kehilangan tempat. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Dewa United terkait status sang pemain, tetapi unggahan Prosper seakan menegaskan bahwa ia sudah bersiap meninggalkan IBL.
Kontroversi Aturan Tinggi
Aturan mengenai batas tinggi pemain asing di IBL 2026 menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, kebijakan ini diklaim bertujuan menjaga keseimbangan kompetisi agar tim tidak terlalu bergantung pada pemain asing berpostur raksasa.
Regulasi tersebut juga diharapkan memberi ruang bagi talenta lokal untuk berkembang, terutama di posisi big man yang sering kali dikuasai pemain asing.
Namun, di sisi lain, banyak yang menilai aturan ini justru kontraproduktif. Kehadiran pemain berkualitas internasional dengan postur besar seperti Prosper dianggap bisa meningkatkan level persaingan dan menjadi pengalaman berharga bagi pemain lokal.
Dengan membatasi tinggi badan, daya tarik liga juga dikhawatirkan menurun, baik dari segi kualitas permainan maupun ketertarikan penonton.
Ikatan Emosional dengan Indonesia
Meski tak lagi bermain di IBL, Lester Prosper sudah meninggalkan jejak mendalam di basket Indonesia. Sebagai pemain naturalisasi, ia pernah menjadi bagian skuad tim nasional, memperkuat Garuda di berbagai turnamen internasional.
Posturnya yang menjulang dan pengalamannya di liga-liga luar negeri sempat jadi tumpuan bagi Indonesia di level Asia.
Kariernya di Dewa United pun membuktikan kontribusinya. Gelar juara IBL 2025 menjadi salah satu pencapaian terbesar klub, dengan Prosper ikut mengukir sejarah. Tak heran, perpisahannya dengan liga membuat banyak penggemar merasa kehilangan.
Apa Selanjutnya untuk Prosper?
Belum jelas ke mana Lester Prosper akan melanjutkan kariernya setelah keluar dari IBL. Dengan pengalaman panjang di berbagai negara, termasuk bermain di Asia dan Eropa, peluangnya untuk bergabung dengan klub luar negeri tetap terbuka lebar.
Bagi penggemar basket Indonesia, keputusan ini mungkin bukan akhir dari perjalanan Prosper bersama tanah air. Ada kemungkinan ia tetap hadir dalam kapasitas berbeda, entah sebagai mentor, pelatih, atau sekadar sosok yang terus mendukung perkembangan basket nasional.
Keputusan Lester Prosper untuk tidak bermain di IBL 2026 menjadi cerita besar jelang musim baru. Peraturan tinggi badan yang baru diterapkan liga membawa dampak nyata, bukan hanya bagi pemain asing, tetapi juga untuk kualitas kompetisi secara keseluruhan.
Bagi Dewa United Banten, hilangnya Prosper adalah kehilangan sosok pemimpin dan penggawa penting di lini pertahanan. Sementara bagi penggemar basket, absennya sang center naturalisasi menandai akhir sebuah era yang penuh momen berkesan.
Kontroversi regulasi ini mungkin baru permulaan. Bagaimana dampaknya terhadap kualitas liga, hanya waktu yang bisa menjawab. Namun satu hal pasti: nama Lester Prosper akan selalu diingat sebagai salah satu bintang besar yang pernah menghiasi panggung IBL.