Transformasi Digital PGE Dorong Indonesia Jadi Produsen Panas Bumi

Selasa, 25 November 2025 | 14:32:40 WIB
Transformasi Digital PGE Dorong Indonesia Jadi Produsen Panas Bumi

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menegaskan komitmennya dalam modernisasi sektor panas bumi dengan menerapkan sistem digital terintegrasi melalui program G-Bionic. 

Transformasi ini menargetkan peningkatan efisiensi operasional dan produktivitas untuk mendukung swasembada energi nasional.

Dalam ajang PGE Digital Day 2025 bertajuk "Accelerating 3GW Through Digital Transformation" di Jakarta pada 27 Oktober 2025, perusahaan menampilkan hasil nyata dari implementasi G-Bionic di seluruh lini operasi.

“Beberapa inisiatif sudah dijalankan dan sebagian sistemnya mulai diterapkan,” ujar Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, dikutip Selasa.

Sejak 2023, G-Bionic telah menilai tiga aspek penting: people, process, dan technology, untuk memahami kesiapan digital perusahaan, mengidentifikasi celah, serta menentukan arah transformasi yang selaras dengan visi PGE.

Implementasi Nyata Digitalisasi Meningkatkan Efisiensi

Yani menambahkan, G-Bionic kini berada pada tahap implementasi yang menunjukkan dampak langsung pada efisiensi operasi, transparansi data keuangan, dan pelaporan keberlanjutan (ESG). Sistem digital ini mendukung target kapasitas terpasang 1,8 gigawatt (GW) pada 2033, sekaligus membuka potensi panas bumi hingga 3 GW.

“Dengan dukungan teknologi dan data yang terus berkembang, G-Bionic membuka potensi baru, memperluas manfaat, dan memastikan nilai transformasi berkelanjutan bagi masa depan PGE,” terang Yani.

Transformasi digital ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat fondasi menuju posisi Indonesia sebagai produsen panas bumi terbesar di dunia. PGE berharap inovasi ini tidak hanya meningkatkan kinerja internal, tetapi juga memperkuat kontribusi energi bersih nasional.

Eksplorasi Lebih Cepat dan Akurat Berkat Digitalisasi

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Edwil Suzandi, menegaskan bahwa G-Bionic berperan besar dalam meningkatkan akurasi data dan pemodelan lapangan panas bumi. Dengan digitalisasi proses eksplorasi, PGE kini mampu mempercepat pengambilan keputusan investasi dan menekan ketidakpastian proyek.

“Proses yang sebelumnya memakan waktu panjang, kini bisa dilakukan lebih cepat, akurat, dan efisien berkat integrasi data subsurface,” ujar Edwil. Hasilnya, produktivitas dan kinerja operasional PGE meningkat signifikan, sekaligus mengurangi risiko teknis dalam pengembangan lapangan.

Pendekatan ini menciptakan fondasi yang kokoh bagi perusahaan untuk mendukung target swasembada energi serta memperkuat posisi Indonesia dalam pasar panas bumi global.

Inovasi Digital Menunjang Kinerja Finansial dan ESG

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menekankan tiga pilar utama yang mendapat manfaat dari transformasi digital: Operational Excellence, Financial Visibility, dan Pelaporan ESG. Pertama, inovasi digital memungkinkan pemantauan real-time kondisi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), sehingga efisiensi operasi meningkat.

Kedua, keputusan berbasis data kini lebih akurat, strategis, dan dapat dipertanggungjawabkan, meningkatkan transparansi dan efektivitas finansial. Ketiga, digitalisasi mendukung penyusunan laporan ESG lebih efektif, memperkuat peran PGE sebagai perusahaan energi hijau yang berkelanjutan.

Selain itu, seluruh inovasi digital PGE diselaraskan dengan Pertamina Group, berkoordinasi dengan Pertamina Digital Hub dan Enterprise IT, untuk memprioritaskan proyek yang membawa nilai optimal. “Hasilnya terbukti mulai dari real-time monitoring hingga peningkatan efisiensi pekerjaan dan kemudahan menilai kelayakan finansial,” ungkap Yurizki.

52 Inisiatif Digital Mendukung Swasembada Energi

Program G-Bionic kini menjalankan 52 inisiatif digital yang mencakup seluruh rantai operasi, dari subsurface, drilling, surface, hingga enterprise. Ke depan, sistem ini akan memanfaatkan aplikasi terintegrasi, Internet of Things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Inovasi ini menjadi kunci dalam mencapai target swasembada energi nasional, sekaligus memperkuat ambisi Indonesia sebagai produsen panas bumi terbesar di dunia. 

Transformasi digital di PGE tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada penciptaan nilai berkelanjutan dan adaptasi proses bisnis yang lebih responsif terhadap tantangan energi global.

Ahmad Yani menambahkan, langkah-langkah ini membuka peluang baru bagi pengembangan kapasitas, pengambilan keputusan yang lebih cepat, serta transparansi yang lebih tinggi dalam setiap aspek operasional. 

PGE kini menjadi contoh bagaimana digitalisasi strategis dapat mengubah industri energi menuju masa depan yang lebih hijau dan efisien.

Terkini