Modernisasi Pertanian Dorong Indonesia Capai Swasembada Pangan

Selasa, 25 November 2025 | 14:33:04 WIB
Modernisasi Pertanian Dorong Indonesia Capai Swasembada Pangan

JAKARTA - Pemerintah mencatat capaian signifikan dalam perjalanan menuju ketahanan pangan nasional. 

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan dalam satu tahun pemerintahan.

Keberhasilan ini lebih cepat dibanding perkiraan awal yang memerlukan empat tahun. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa langkah strategis ini dilakukan melalui modernisasi pertanian dan penguatan tata kelola.

“Kebijakan besar dan terarah dari Presiden memungkinkan percepatan kebijakan, terutama di bidang produksi, pengawasan, dan distribusi,” ujar Amran pada Selasa.

Peningkatan Produksi dan Cadangan Pangan

Modernisasi di sektor pertanian tercermin dari capaian produksi nasional. Berdasarkan data BPS, produksi beras hingga Oktober 2025 mencapai 31 juta ton, sementara konsumsi domestik hanya 27,3 juta ton. Artinya, surplus beras mencapai 3,7 juta ton, salah satu yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah juga meningkatkan cadangan pangan sebagai langkah mitigasi risiko. Namun, Amran menekankan modernisasi saja tidak cukup tanpa penegakan hukum untuk menindak praktik curang di sektor pangan.

Penegakan Hukum dan Pemberantasan Mafia Pangan

Dalam setahun terakhir, Kementan bersama aparat penegak hukum menindak praktik curang yang merugikan negara dan petani. Salah satunya adalah distribusi pupuk palsu yang memengaruhi 100.000 hektare lahan dengan potensi kerugian Rp3,2 triliun.

"Ini bukan pupuk sampah yang masih bisa jadi pupuk organik. Ini seperti tanah biasa, hampir tidak ada haranya," jelas Amran. Selain itu, ditemukan manipulasi kualitas beras, pengurangan takaran minyak goreng, dan permainan spesifikasi pupuk oleh oknum distributor.

Total, 75 tersangka telah diproses, dan 60 pegawai internal Kementan mendapat sanksi administratif maupun pidana. Amran menegaskan, tindakan tegas ini menyelamatkan 286 juta warga dari praktik merugikan.

Dampak Ekonomi Modernisasi Pertanian

Peningkatan produksi pertanian berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dinaikkan menjadi Rp6.500 per kilogram, menambah pendapatan petani sekitar Rp65 triliun. Tambahan produksi 4 juta ton setara Rp60 triliun, sehingga total kenaikan pendapatan mencapai Rp120 triliun, dengan tambahan anggaran hanya Rp15 triliun.

Nilai Tukar Petani (NTP) melonjak ke 124%, jauh melampaui target 110%. Amran menyebut permintaan pupuk naik 20% karena petani bersemangat menanam. “Harganya bagus, pupuk tersedia, hasilnya nyata,” tuturnya.

Food Estate dan Transformasi Pertanian

Pemerintah juga mengembangkan kawasan food estate seluas 3 juta hektare di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, hingga Merauke. Program ini mengubah pola tanam dari sekali menjadi tiga kali setahun, meningkatkan produktivitas dari 3 ton menjadi 7 ton per hektare.

Mekanisasi menggunakan drone menurunkan biaya produksi hingga 60%. Kawasan ini dirancang menghasilkan 10–15 juta ton gabah per musim tanam atau 20–45 juta ton per tahun. Amran menghitung, jika tercapai, Indonesia bisa mempertahankan swasembada dan menjadi lumbung pangan dunia.

Generasi Muda dan Pertanian Modern

Program modernisasi menarik lebih dari 30.000 anak muda ke sektor pertanian. Testimoni petani muda di Merauke, Kalimantan, dan Aceh menunjukkan penghasilan bersih Rp20–24 juta per bulan, membuktikan bahwa pertanian modern menjanjikan dan menguntungkan.

Amran menekankan, “Bagaimana mengubah mindset bahwa pertanian menjanjikan? Dengan teknologi dan penghasilan nyata.” Modernisasi pertanian kini bukan sekadar produksi, tapi juga daya tarik bagi generasi baru.

Target Komoditas Lain dan Ketahanan Pangan

Pemerintah menargetkan swasembada komoditas lain seperti telur ayam, bawang merah, dan kedelai pada 2026. Amran menyatakan, keberhasilan program ini akan meneguhkan ketahanan pangan nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

“Kalau 3 juta hektare selesai, Indonesia jadi lumbung pangan dunia,” tegas Amran. Kecepatan kerja dan dukungan presiden menjadikan target ini semakin realistis dan ambisius.

Modernisasi pertanian, penegakan hukum, dan pengembangan food estate menjadi tiga pilar utama keberhasilan swasembada pangan. Dengan strategi ini, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga membuka peluang ekspor dan menjadikan pertanian sebagai sektor menarik bagi generasi muda.

Terkini