Nikel

Vale Dorong Industri Nikel Nasional Menuju Operasi Rendah Karbon

Vale Dorong Industri Nikel Nasional Menuju Operasi Rendah Karbon
Vale Dorong Industri Nikel Nasional Menuju Operasi Rendah Karbon

JAKARTA - Indonesia menegaskan langkah strategisnya untuk menjadi pemain dominan di pasar nikel global melalui transformasi industri ke model hijau dan rendah karbon. 

Pendekatan ini sejalan dengan komitmen negara dalam mendukung agenda iklim dunia sekaligus memperkuat posisi di kancah mineral kritis internasional.

“Transformasi industri nikel Indonesia ke model hijau dan rendah karbon bukan sekadar pilihan, tapi keharusan agar negara ini dapat memimpin pasar mineral kritis global,” ujar Budi Awansyah, Director and Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia Tbk, dikutip dari konferensi COP30 di Belém, Brasil, Senin.

Budi menegaskan, kontribusi Indonesia terhadap agenda iklim global tidak hanya diukur dari cadangan nikel yang melimpah, tetapi juga dari praktik operasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Nikel Hijau Kunci Posisi Strategis Indonesia

Dalam COP30, MIND ID Group menekankan bahwa masa depan industri nikel nasional hanya bisa berkelanjutan jika dibangun di atas fondasi hijau dan teknologi rendah karbon. PT Vale Indonesia, sebagai bagian dari MIND ID, menegaskan bahwa nikel hijau menjadi kunci untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global dalam era transisi energi.

Indonesia menguasai lebih dari 40 persen cadangan nikel dunia, menjadikannya pusat strategis dalam rantai pasok kendaraan listrik dan baterai. 

Namun, persepsi publik terhadap pertambangan masih dipengaruhi kekhawatiran terhadap kerusakan bentang alam dan tekanan pada hutan. Transformasi industri hijau, menurut Budi, harus dilakukan secara konsisten, terukur, dan transparan.

Smelter Nikel dan Strategi Dekarbonisasi

Smelter nikel dikenal sebagai penyumbang emisi terbesar dalam industri ekstraktif. Untuk menjadi pemimpin ekosistem mineral kritis global, industri nikel nasional harus menunjukkan komitmen melalui operasi rendah karbon, efisiensi energi, dan tata kelola ketat.

PT Vale Indonesia telah melakukan berbagai langkah dekarbonisasi, termasuk pemanfaatan energi bersih melalui hydropower, peningkatan efisiensi smelter, optimalisasi panas buangan, serta pemanfaatan gas CO dan hidrogen dalam proses produksi.

Selain itu, perusahaan mencatat capaian lingkungan nyata, seperti penggunaan air sebesar 8.498,94 megaliter dengan intensitas 0,12 megaliter per ton nikel, serta pemanfaatan 510 m³ air daur ulang di fasilitas Lamella Gravity Settler.

Pengelolaan Limbah dan Penghargaan PROPER

Dalam pengelolaan limbah, PT Vale berhasil memanfaatkan kembali 1.453 ton limbah B3 dan 377.964 ton slag nikel non-B3 untuk material konstruksi dan lapisan jalan tambang. Konsistensi ini mendukung pengurangan dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

Keberhasilan tersebut membuat perusahaan meraih PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjadi satu-satunya perusahaan tambang nikel terintegrasi yang memperoleh penghargaan tertinggi pada 2024. 

Pengakuan ini menegaskan bahwa transformasi nikel Indonesia ke arah rendah karbon bukan hanya wacana, melainkan implementasi nyata di lapangan.

Menuju Masa Depan Nikel Berkelanjutan

Budi Awansyah menekankan bahwa transformasi ini selaras dengan target nasional untuk mendukung transisi energi global, memperkuat rantai pasok baterai, dan memaksimalkan manfaat ekonomi dari cadangan nikel yang dimiliki. 

“Keberlanjutan operasional bukan hanya tanggung jawab industri, tapi juga strategi nasional untuk memimpin pasar global,” ujarnya.

PT Vale terus mendorong integrasi teknologi rendah karbon dalam seluruh proses produksi, mulai dari ekstraksi hingga pengolahan akhir. Dengan langkah ini, industri nikel nasional diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, inovasi teknologi, dan kelestarian lingkungan.

Melalui penerapan strategi hijau dan teknologi ramah lingkungan, Indonesia siap menjadi pemain utama di pasar nikel global, sekaligus mendukung agenda iklim dunia secara nyata. Inisiatif ini juga memperkuat posisi sektor nikel sebagai pendorong transisi energi dan pengembangan ekonomi berkelanjutan di tingkat nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index