JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa stok BBM di SPBU Shell Indonesia diperkirakan kembali normal pada akhir November 2025.
Direktur Jenderal Migas, Laode Sulaeman, menyatakan Shell berada pada tahap akhir pembahasan suplai BBM melalui kuota Pertamina.
“Swasta kan sudah aman. Shell sudah final negosiasi,” ujar Laode saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Tahap ini menunjukkan pemerintah memastikan seluruh badan usaha swasta berada dalam kondisi pasokan yang aman.
Kargo BBM Dalam Persiapan Keberangkatan
Laode menambahkan bahwa kargo pengisian stok Shell sedang dipersiapkan untuk keberangkatan dari lokasi pemuatan. Tahapan ini memungkinkan BBM Shell tersedia kembali dalam waktu dekat, dengan target pengiriman tiba sebelum akhir tahun.
“Harus sampai akhir tahun,” tegas Laode.
Ia memperkirakan berdasarkan informasi yang diterima pemerintah, ketersediaan BBM Shell dapat kembali normal pada akhir bulan ini.
“Harusnya. Kalau dari info yang ada. Akhir bulan ini,” imbuhnya.
Meski negosiasi memakan waktu, faktor teknis seperti kadar sulfur atau isu etanol tidak menjadi hambatan.
Tantangan Negosiasi: Harga dan Spesifikasi
Proses negosiasi sebelumnya memerlukan pertimbangan berbagai faktor, termasuk spesifikasi badan usaha Shell, kesesuaian harga, serta fluktuasi harga internasional. Laode menegaskan, faktor teknis tidak menjadi kendala, sehingga pembahasan lebih banyak terkait aspek komersial dan penentuan volume.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyatakan negosiasi komersial dengan Shell telah mencapai tahap akhir. “Sudah ada tahap negosiasi, sudah ada pembicaraan, belum final tapi sudah mengerucut,” katanya, menambahkan bahwa angka dan volume masih bersifat rahasia komersial.
Pola Suplai Mengikuti Skema Pertamina
Mars Ega menjelaskan bahwa pembahasan kebutuhan BBM Shell telah berada dalam koridor yang sama dengan badan usaha swasta lainnya. Pola suplai yang diterapkan nantinya mengikuti skema impor kuota Pertamina yang telah digunakan perusahaan lain sebelumnya.
Sebelumnya, Shell Indonesia mengumumkan bahwa impor BBM masih berlangsung melalui mekanisme business-to-business dengan Pertamina Patra Niaga. Keterlambatan kesepakatan komersial membuat SPBU Shell mengalami kekosongan stok beberapa pekan terakhir, termasuk produk Shell Super, V-Power, dan V-Power Nitro+.
Pemulihan Stok SPBU Swasta Lain
Sementara itu, sejumlah SPBU swasta lain telah memulihkan pasokan BBM setelah menyepakati impor menggunakan kuota Pertamina. BP-AKR, misalnya, telah memastikan BBM jenis BP 92 dan BP Ultimate Diesel kembali tersedia, menunjukkan mekanisme kuota Pertamina efektif mempercepat pemulihan pasokan.
Shell sendiri memastikan produk BBM yang dipasok akan memenuhi standar keselamatan operasional dan kualitas global. Langkah ini penting agar konsumen mendapatkan produk sesuai standar internasional, sekaligus menjaga reputasi Shell sebagai penyedia BBM premium di Indonesia.
Prospek Ketersediaan BBM Menjelang Akhir Tahun
Dengan negosiasi yang hampir rampung dan kargo pengiriman yang sudah dipersiapkan, pemerintah optimistis stok BBM Shell akan kembali normal sebelum akhir November 2025. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan pasokan energi nasional, sekaligus mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang akhir tahun.
Para pengamat menilai, mekanisme kuota Pertamina terbukti menjadi solusi cepat bagi pemulihan stok BBM di SPBU swasta, sekaligus menjaga kestabilan harga di pasar domestik. Ketersediaan BBM yang lancar menjadi penting tidak hanya untuk konsumen, tapi juga untuk menjaga kelancaran distribusi logistik di seluruh Indonesia.